Madrasah Aliyah Nurussyahid (MANUSA) adalah Sekolah Menengah Atas Setingkat SMA/SMK, Yang berdiri 2013 dengan Unggulan Magang dan Mahir Bahasa Jepang


Niat yang baik akan menghasilkan prasangka yang baik, Prasangka yang baik akan menghasilkan Aqidah yang baik dan Aqidah yang baik akan menghasilkan Akhir yang baik (Khusnul Khotimah). Hidup ini adalah Perjuangan, perjuangan perlu pengorbanan, pengorbanan perlu kecintaan, kecintaan perlu kesungguhan dalam Do'a dan Ikhtiar yang seimbang. kecintaan perlu keikhlasan dan keikhlasan perlu kesabaran, maka Allah berfirman Jadikan Sabar dan Sholat sebagai penolongmu melalui petunjuk sang Guru Mursyid.

2018/06/28

Model Skripsi Tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Nutrisi Post Sectio Cesarea BAB II

Model Skripsi Tentang Kesehatan



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    TINJAUAN TEORITIS
1.      Konsep Pengetahuan
a.      Pengertian
Pengetahuan ( Knowledge ) adalah hal-hal yang kita ketahui tentang hal-hal yang kita ketahui tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya, di dapat melalui pengetahuan yang lebih mendalam ( Wasis, 20008 ).
Pengetahuan adalah kumpulan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang  yang  di padukan secara harmonik dalam suatu bangun ysng teratur ( Ahmadi, 2009 )
Pengetahuan adalah hasil pengetahuan dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “ what “. Sedangkan ilmu ( science ) bukan sekedar menjawab “what”, melainkan akan menjawab pertanyaan “why” dan “how”. Pengetahuan hanya dapat menjawab pertanyaan apa sesuatu itu. ( Notoatmodjo, 2010 ).

b.      Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo ( 2007 ) ada 6 yaitu :
1.      Tahu ( know )
Tahu artinya sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah di terima.
2.      Memahami ( Comprehension )
Memahami diartikan kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat  menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3.      Aplikasi ( Application )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4.      Analisis ( Analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk meletakakn atau menghubungkan dalam suatu bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formula-formula yang ada.
5.      Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi diartikan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

c.       Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1.      Umur
Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
2.      Pendidikan
Pendidikan akan mempengaruhi daya serap seseorang terhadap informasi yang diterimanya. Dengan pendidikan yang cukup baik terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan matang pada diri individu.
3.      Pengalaman
Berdasarkan fikiran kritis pengalaman yang disusun secara sistematis oleh otak maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan. Semua pengalaman pribadi merupakan sumber pengetahuan untuk menarik kesimpulan dari pengalaman.
4.      Kepercayaan
Kepercayaan adalah sikap untuk menerima suatu pertanyaan atau pendirian tanpa menunjukan sikap pro anti kepercayaan. Kepercayaan itu berkembang yang sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama.
5.      Sosial ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi baik tingkat pendidikan akan tinggi, sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga.
( Notoatmodjo, 2007 ).

d.      Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo ( 2010 ), cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu cara tradisional atau non ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari :
a)    Cara coba-salah ( Trial and Error )
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba.
b)   Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c)    Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakuka tersebut baik atau tidak. Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pimpinan-pimpinan masyarakat baik formal maupun non formal maupun non formal para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya.
d)   Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik demikian kata pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
e)    Cara akal sehat ( comon sense )
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman ( reward dan punishment ) merupakan cara yang masih di anut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f)    Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.
g)   Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari  sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.
2.      Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau modern ini dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Car ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian    ( research metodologi ). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan metode berpikir kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok yaitu:
a.    Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan.
b.    Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c.    Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

e.       Cara mengukur pengetahuan
Cara pengukuran pengetahuan yaitu dengan menggunakan tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. ( Notoatmodjo, 2010 ).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan pengetahuan responden mengenai materi yang ingin kita ukur. Pengetahuan dapat dijadikan 3 kategori, yaitu:
a.       Pengetahuan baik              : 76%-100%
b.      Pengetahuan cukup baik : 56%-75%
c.       Pengetahuan kurang baik : 41%-55%
( Arikunto,2006 ).

2.      Konsep Dasar Sectio Caesarea ( SC )
a.    Pengertian
Sectio Cesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat di atas 500 gram. ( Mitayani, 2009 ).
Sectio Cesarea adalah tindakan untuk melahirkan bayi melalui pembedahan abdomen dan dinding uterus ( Taufan, 2011).
Sectio Cesarea adalah persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin > 1000 gr atau umur kehamilan >28 minggu ( Manuaba, 2012 ).

b.      Jenis-jenis Sectio Cesarea
Menurut Sofian ( 2012 ), jenis-jenis perasi sectio cesarea di bagi menjadi :
1.        Sectio Cesarea Transperitonealis
Ø Sectio cesarea klasik atau corporal dengan insisi memanjang pada korpus uteri
Ø Sectio cesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim.
2.        Sectio cesarea ekstraperitonealis
Sectio cesarea ekstraperitonealis yaitu sectio cesarea tanpa membuka peritoneum parietale, dengan demikian tidak membuka kavum abdominis.

c.       Indikasi Sectio Cesarea
Indikasi sectio cesarea menurut sofian ( 2012 ), meliputi :
1.    Ibu
a.    Plasenta previa sentralis dan lateralis (poaterior)
b.    Panggul sempit
c.    Dispropporsi sefalopelvik
d.   Rupture uteri mengancam
e.    Partus lama ( prolonged Labor )
f.     Distoria serviks
g.    Preeklamsi dan hipertensi
2.    Janin
a.    Letak lintang
b.    Letak bokong
c.    Presentasi dahi dan muka
d.   Gemeli jika janin pertama letak lintang.

e.          Komplikasi Sectio Cesarea
Menurut Sofian ( 2012 ), komplikasi sectio cesarea di bagi menjadi 4 macam yaitu :
1)   Ineksi puerperal ( nifas )
2)   Ringan, dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
3)   Sedang, dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung
4)   Berat, dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik

f.     Proses penyembuhan luka
Menurut Morison ( 2012 ), proses fisiologi penyembuhan luka dapat di bagi menjadi 4 fase utama yaitu :
1)   Fase Inflamasi ( 0-3 hari )
jaringan yang rusak dan sel mast melepaskan histamine dan mediator lain, sehingga menyebabkan vasodilatasi dari pembuluh darah sekeliling yang masih utuh serta meningkatnya penyediaan darah ke daerah tersebut, sehingga menjadi merah dan hangat.
2)   Fase Destruktif ( 1-6 hari )
pembersihan terhadap jaringan mati atau yang mengalami devitalisasi dan bakteri oleh polimorf dan magrofag. polimorf menelan dan menghancurkan bakteri. tingkat aktivitas polimorf yang tinggi hidupnya singkat saja dan penyembuhan dapat berjalan terus tanpa keberadaan sel tersebut.
3)   Fase Proliferatif ( 3-24 hari )
fibroblas meletakkan substansi dasar dan serabut-serabut kolagen serta pembuluh darah baru mulai menginiltrasi luka. Begitu kolagen diletakan, maka terjadi peningkatan yang cepat pada kekuatan regangan luka.
4)   Fase Maturasi ( 24-365 hari )
Dalam setiap cidera yang mengakibatkan hilangnya kulit, sel epitel pada pinggir luka dan sisa-sisa folikel rambut, serta glandula sebasea dan glandula sudorifera, membelah dan muali bermigrasi diatas jaringan granula baru.


g.    Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
Mwnurut Kozier ( 2010 ), faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka adalah sebagai berikut :
1.   Pertimbangan usia perkembangan
Anak-anak dan dewasa yang sehat sering kali mengalami proses penyembuhan yang lebih cepat dari pada lansia yang cenderung memiliki berbagai penyakit kronik yang dapat menghambat penyembuhan luka. Sebagai contoh, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis faktor pembekuan darah.
2.        Nutrisi
Proses penyembuhan luka meningkatkan kebutuhan metabolisme tubuh. Pasien membutuhkan makanan tinggi protein, karbohidrat, lipit, vitamin A dan C, serta mineral seperti zat besi, zink, dan tembaga. Jika memungkinkan, pasien yang mengalami malnutrisi diberikan waktu yang lebih banyak untuk memperbaiki status nutrisi mereka sebelum menjalani pembedahan. Pasien obesitas lebih beresiko terhadap infeksi luka yang lambat karena jaringan adiposa memiliki aliran darah yang minimal.
Tetapi nutrisi sangat penting untuk pasien yang lemah akibat penyakit. Pasien yang telah menjalani operasi dan diberikan nutrisi yang baik masih tetap membutuhkan sedikitnya 1500 Kkal/hari. Pemberian makan alternatip seperti melalui enteral dan parental dilakukan pada pasien yang tidak mampu mempertahankan asupan makanan secara normal.
Nutrisi yang tidak adekuat dapat mengganggu fase-fase proses penyembuhan. Misalnya, defisiensi asam askorbat merupakan penyebab gangguan penyembuhan luka yang paling sering. Penyakit ini dikenal sebagai skorbut . Asam askorbat merupakan suatu kopaktor dalam hidroksilasi prolin menjadi asam amino hidroksiprolin pada sintesis kolagen. Asam askorbat khususnya penting dalam proses penambahan molekul oksigen guna membentuk gugus hidroksil dari hidroksiprolin. Jaringan parut lama, memiliki aktivitas kolagenase  yang lebih tinggi dari pada kulit normal. Oleh karena itu, pada pasien skorbut, jaringan parut akan retak lebih dahulu dibandingkan kulit normal. Terapi penggantian vitamin C secara agresif harus segera dilakukan setelah trauma mayor untuk mencegah komplikasi penyembuhan luka.

3.      Kebutuhan nutrisi ibu post partum sectio caesarea
a.      pengertian
Kebutuhan nutrisi post partum meningkat di bandingkan masa sebelum hamil. Ibu post partum yang menyusui ekslusif membutuhkan energi tambahan sebesar 330 kkal setiap hari dibandingkan masa sebelum hamil. Kebutuhan energi tambahan ibu menyusui di Indonesia Nomor : 1593/MENKES/SK/XI/2005 adalah sebesar 500 Kkal setiap harinya. Ibu post sectio cesarea  mengalami peningkatan metabolisme baik anabolisme maupun katabolisme. Nutrisi sangat diperlukan untuk penyembuhan luka pada ibu post partum sectio cesarea sehingga asupan nutrisi yang dianjurkan adalah tinggi kalori dan tinggi protein.  ( Menkes, 2005 )
Ibu post partum yang menjalani pembedahan dalam proses persalinannya beresiko mengalami kekurangan nutrisi. Kekurangan nutrisi disebabkan karena ibu harus berpuasa sebelum pembedahan, adanya kecemasan menjelang  pembedahan serta banyaknya energi yang digunakan ibu saat persalinan sebelum akhirnya harus dilakukan bedah sesar. Pada saat operasi, akan terjadi peningkatan hormon glucagon, kortikosteroid dan katekolamin dan terjadi proses glukoneogenesis. Peningkatan hormon ini menyebabkan peningkatan kebutuhan energi. Kekurangan nutrisi sebelum dan sesudah pembedahan dapat terjadi sebelum dan saat menjalani kehamilan.         ( Mansjoer, dkk, 2007 )
Ibu hamil yang kurang nutrisi beresiko lebih besar mengalami kekurangan nutrisi selama dan sesudah pembedahan. Kekurangan nutrisi selama kehamilan dapat terjadi karena asupan nutrisi ibu tidak mencukupi kebutuhannya. Kekurangan nutrisi yang dialami ibu akan berdampak pada kondisi kesehatan ibu pada saat setelah pembedahan. Ibu dengan bedah sesar yang direncanakan dapat mempersiapkan dirinya memenuhi kebutuhan nutrisi lebih baik menjelang hari pembedahan, sedangkan ibu yang tidak direncanakan untuk pembedahan tidak dapat melakukan hal tersebut. Hal ini yang menyebabkan asupan nutrisi pasca pembedahan merupakan hal yang sangat penting untuk mempercepat proses penyembuhan .                        ( Yunsook, 2003 ).

b.      Tujuan
Upaya mencegah terjadinya infeksi pasca bedah salah satunya adalah asupan nutrisi yang adekuat, tinggi kalori dan tinggi protein. Asupan nutrisi yang  adekuat sebelum dan setelah pembedahan dapat menurunkan komplikasi pasca pembedahan.       ( Mansjoer, dkk, 2007 ).
Asupan nutrisi tinggi kalori tinggi protein diharapkan mampu memenuhi kebutuhan energi dan protein untuk pembentukan kolagen dan memperbaiki kerusakan jaringan tubuh pasca bedah. Menurut  Almatsier, 2006  nutrisi yang dibutuhkan ibu post sectio cesarea  yaitu energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, besi, vitamin A, dan vitamin C. ( Almatsier, 2006 ).
       Protein hewani mengandung asam amino yang sangat diperlukan dalam proses penyembuhan luka. Menurut kandungannya, asam amino terbagi atas asam amino essensial dan non essensial. Asam amino essensial adalah asam amino yang sangat dibutuhkan dan hanya didapatkan dari protein hewani yaitu lysine, methionine,  cystine, tryptophan, dan threonine. Hal ini menyebabkan pentingnya mengkonsumsi protein yang bersumber dari protein hewani. ( Gibney, 2009 ).

Tabel 2.1
Bahan makanan sumber protein hewani

Bahan makanan
Berat  ( gr )
urt
Daging sapi
Daging ayam
Hati sapi
Didih sapi
Babat
Usus sapi
Telur ayam
Telur ayam negri
Telur bebek
Ikan segar
Ikan asin
Ikan teri
Udang basah
Keju
Bakso daging
50
50
50
50
60
75
60
60
60
50
25
25
50
30
100
1 potong sedang
1 potong sedang
1 potong sedang
2 potong sedang
2 potong sedang
3 bulatan
2 butir
1 butir besar
1 butir
1 potong sedang
3 sdm
¼ gelas
1 potong sedang
10 biji besar
10 biji besar

Sumber : ( Mary, 2011 )













Tabel 2.2
Bahan makanan sumber protein nabati

Bahan makanan
Berat ( gr )
urt
Kacang hijau
Kacang kedele
Kacang merah
Kacang tanah terkupas
Kacang tolo
Keju kacang tanah
Oncom
Tahu
Tempe
25
25
25
20
25
20
50
100
50

2 ½ sdm
2 ½ sdm
2 ½ sdm
2 sdm
2 ½ sdm
2 sdm
2 potong sedang
1 biji besar
2 potong sedang
Sumber : ( Mary, 2011 )

c.       Syarat
         Menurut Almatsier ( 2006 ), asupan nutrisi tinggi kalori tinggi protein memiliki persyaratan antara lain :
1.      Energi dipenuhi sebesar 40-45 Kkal/kg BB
2.      Protein sebesar 2,0-2,5 g/kg BB
3.      Lemak sebesar 10-25 % dari kebutuhan total
4.      Karbohidrat, vitamin dan mineral sesuai kebutuhan normal
5.      Makanan di berikan dalam bentuk mudah cerna

d.      Kebutuhan nutrisi
Penentuan jumlah kalori dalam satu hari secara sederhan dapat dilakukan melalui perencanaan makan seimbang dengan sistem daftar bahan makanan penukar. Pada perencanaan makan seimbang dengan sistem daftar bahan makanan penukar digunakan pedoman standar diet dalam satuan penukar. Standar diet adalah jenis jumlah makanan untuk makan pagi, siang, sore dan makanan selingan dalam satuan penukar yang sesuai dengan kebutuhan kalori. ( FKUI, 2010 ).
Kebutuhan kalori pada ibu pasca bedah sesar disesuaikan dengan status gizinya. Ibu dengan IMT normal, standar diet yang digunakan pada rentang 2100-2500 Kkal. Hal ini diperoleh dari kebutuhan kalori pada berat badan normal sebesar 1700-1900 Kkal kemudian ditambah dengan 330-550 Kkal untuk ibu hamil dan ibu menyusui. Jenis makanan memenuhi jumlah kalori sebesar 2100-2500 kkal.
Tabel 2.3
Standar diet seimbang dalam satuan penukar
Pukul
Golongan Makanan

Energi (kkal)


2100

2300

2500
07.00




10.00


13.00





16.00


17.00
Karbohidrat
Hewani
Nabati
Sayur
Minyak
Roti
Buah
Susu
Karbohidrat
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Minyak
Roti
Margarin
Buah
Karbohidrat
Hewani
Nabati
Sayur
Buah
Minyak
1
1
1
1
2
-
1
-
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1 ½
1
1
1
2
½
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2

2
1
1
1
2
½
1
1
2
1
2
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2






Sumber : (  FKUI, 2010 )
Standar diet seimbang  memungkinkan ibu mengkonsumsi sumber bahan makanan yang bervariasi dengan kalori yang sama. Bahan makanan yang bervariasi diharapkan memenuhi berbagai kenutuhan zat gizi yang tdak semua ada pada satu jenis bahan makanan. Akan tetapi, ada ibu post partum yang melakuka pantang makanan pada masa post partum dan pasca pembedahan yang beresiko mengalami kekurangan zat gizi tertentu  ( Budiyanti, 2010).

4.      Pengukuran status nutrisi
Mwnurut Williams ( 1999 ),  penilaian status nutrisi dilakukan dengan empat cara yaitu :
1.    Evaluasi diet dengan food recall, diet history, dan periodik food record
2.    Observasi klinis
3.    tes biokimia darah
4.    Anthropometri
Evaluasi diet merupakan  salah satu cara untuk mengkaji kebiasaan makan ibu, baik jenis, jumlah dan komposisi makanan. Pencatatan jenis makanan yang di konsumsi selama tiga hari umumnya digunakan untuk mengukur status nutrisi ibu dengan melihat jumlah kalori yang dikonsumsi apakah mencukupi jumlah kalori yang di buutuhkan.
5.      Jenis-jenis pantang makanan
Jenis-jenis bahan makanan bagi ibu post partum berbeda antara satu dengan daerah lainnya. Menurut Swasono ( 1997 )  beberapa jenis makanan yang dipantang serta alasannya yaitu : Ikan, karena dianggap menyebabkan perut menjadi sakit.
Ø Telur dan daging, karena telur dianggap akan mempersulit penyembuhan luka sedangkan daging dianggap menyebabkan perdarahan yang banyak.
Ø Buah-buahan yang berbentuk bulat, buah dengan rasa yang asam, mangga, pepaya dan pisang karena dianggap akan menyebabkan perut menjadi gendut seperti orang hamil.
Ø Sayur yang licin seperti daun talas, daun seraung, kangkung, daun genjer, daun kacang karena dianggap menyebabkan kemaluan menjadi licin.
Ø Roti, kue apem, makanan yang mengandung cuka, ketupat dan makanan yang di tusuk seperti sate dengan alasan akan menyebabkan perut menjadi besar.
Ø Makanan berserat seperti agar-agar, sayur dan buah dengan alasan makanan berserat tersebut hanya untuk ibu yang susah buang air besar. Ibu post partum hanya diperbolehkan mengkonsumsi lalapan pucuk daun tertentu, nasi, sambel oncom, tahu, tempe dan kunyit bakar. Pelanggaran terhadap pantangan makanan tersebut akan menyebabkan ibu mendapat sangsi sosial dari keluarga dan lingkungan terdekat

B.     PENELITIAN TERKAIT
Dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh  Dewi ( 2012 ) penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang nutrisi dan perawatan luka sectio cesarea yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 33 responden ( 82% ), yang memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 7 responden ( 17,5 % ), Dan mempunyai sikap positip 9 responden ( 77,5% ), yang mempunyai sikap negatif 31 responden ( 22,5% ). (  Dewi, 2012 ).







C.    KERANGKA TEORI PENELITIAN
Bagan 2.1
Kerangka konsep gambaran tingkat pengetahuan nutrisi ibu post partum sectio cesarea











Tingkat pengetahuan yang di capai dalam dominan kognitif :
1.       Tahu
2.       memahami
3.       Aplikasi
4.       Analisis
5.       Evaluasi
 

 






















( Arikunto, 2006 )                        
A.    KERANGKA KONSEP
                Bagan 2.2
Kerangka konsep gambaran tingkat pengetahuan nutrisi ibu post partum sectio cesarea







Baik
Cukup
Kurang
 



Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan :
1.       Pendidikan
2.       Sosial budaya
3.       Lingkungan
4.       Pengalaman
5.       Usia

 
 















                                                                                                                        ( Alimul Aziz, 20007 )
Keterangan :

: Diteliti


       : Tidak Diteliti
Share:

Model Skripsi Tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partumtentang Nutrisi Post Sectio Cesarea BAB I



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Menurut data World Healt Organization ( WHO ) pada tahun  2012 sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat hamil atau persalinan sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu negara dan 51 negara persemakmuran ( WHO,2012 ). 
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi negara-negara berkembang. Menurut data statistik yang dikeluarkan World Health Organization (WHO) sebagai badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani masalah bidang kesehatan, tercatat Angka Kematian Ibu (AKI) dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 585.000 jiwa setiap tahun. Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) tahun 2010 Angka Kematian Ibu ( AKI ) di Indonesia yaitu 200/100.000 kelahiran hidup    ( Depkes RI, 2011 ) . 
Perbandingan kematian ibu di Negara berkembang adalah 240 per 100.000 kelahiran dibandingkan 16 per 100.000 kelahiran di negara maju (WHO, 2008). Di ASEAN sendiri Indonesia menjadi negara yang memiliki angka kematian ibu tertingi. Sekitar 228 ibu meninggal per 100. 000 kelahiran hidup. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia yaitu 62 per 100.000 kelahiran hidup. Dan pada tahun 2015 target Millenium Development Goals ( MDG’s ) Indonesia adalah menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Data dinas kesehatan di Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat mencantumkan, jumlah kematian ibu pada tahun 2011 mencantumkan  kematian ibu  sebanyak 3 orang atau sama dengan kondisi pada tahun 2010. Namun yang membedakan adalah penyebab kematian ibu. Pada tahun 2010, kematian ibu disebabkan oleh faktor penyebab langsung, yaitu 1 orang karena eklamsia dan 2 orang mengalami pendarahan karena atonia uteri. Sedangkan pada tahun 2011 disebabkan karena faktor tidak langsung, dimana 1 orang mengalami hipertensi kronis dan 2 orang karena decomp cordis. ( Dinkes, 2012 ).
Dari perubahan penyebab kematian pada tahun 2011 disebabkan karena penyakit tidak langsung dengan dominasi penyakit jantung, hal ini menggambarkan pemeriksaan fisik pada saat antenatal untuk deteksi penyakit yang memperberat kehamilan, persalinan dan nifas masih belum maksimal. Selain memfokuskan intervensi mengatasi penyebab langsung, juga harus memfokuskan pada penyebab tidak langsung dari kematian ibu yang dilaksanakan melalui pemeriksaan oleh spesialis jantung di Puskesmas Rumah Sakit Berbasis Masyarakat ( RSBM ) dan peningkatan kualitas pelayanan antenatal care.( Dinkes, 2012 ).
Jumlah operasi sectio cesarea di dunia telah meningkat tajam dalam 20 tahun terakhir. WHO memperkirakan angka persalinan dengan operasi adalah sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang dibandingkan dengan Amerika Serikat sekitar 223% dan Kanada 21% pada tahun 2003. Sedangkan di Inggris angka kejadiannya relatif stabil yaitu antara 11-12 %, di Italia pada tahun 1980 sebesar 3,2% - 14,5%, pada tahun 1987 meningkat menjadi 17,5%. sedangkan Menurut Bensons dan Pernolls (dalam Evariny, 2009), angka kematian pada operasi sesarea adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan risiko 25 kali lebih besar dibanding persalinan per vaginam. Bahkan untuk kasus karena infeksi mempunyai angka 80 kali lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan per vaginam.
Di Indonesia terjadi peningkatan Sectio cesarea  dimana tahun 2000 sebesar 47.22%, tahun 2001 sebesar 45.19%, tahun 2002 sebesar 47.13%, tahun 2003 sebesar 46.87%, tahun 2004 sebesar 53.22%, tahun 2005 sebesar 51.59 %, tahun 2006 sebesar 53.68% (Ade Widya Sari,2011). Berdasarkan data yang diperoleh di Indonesia terjadi peningkatan angka bedah caesarea disertai kejadian infeksi luka pasca bedah cesarea . Sekitar 90% dari morbiditas pasca operasi disebabkan oleh infeksi luka operasi.
Data persalinan dengan sectio cesarea di RSUD Gunung Jati Cirebon pada periode bulan November 2014 – April 2015 yaitu pada bulan November sebesar  84 ( 18% ), bulan Desember sebesar 84 ( 18% ), bulan Januari sebesari 67 ( 14.4% ), bulan Februari sebesar 52 ( 11.1% ), bulan Maret sebesar 83 ( 17.8% ), bulan April 96 ( 20.7% ). Jadi selama 6 bulan terakhir ini sectio cesarea masih cukup tinggi yaitu jumlah keseluruhannya sebesar 466 orang ( Medikal Recoerd RSUD Gunung Jati Cirebon, 2015 )
Operasi Seksio sesarea merupakan operasi besar, dan membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkannya. Penyebab persalinan bedah Sectio cesarea ini bisa karena adanya masalah pada sang ibu ataupun bayinya. Mengenai kontra indikasi, perlu diingat bahwa seksio sesarea dilakukan baik untuk kepentingan ibu maupun untuk kepentingan anak; oleh sebab itu sectio cesarea tidak dilakukan kecuali dalam keadaan terpaksa . (wiknjosastro, 2005).
Oleh karena kejadian infeksi merupakan salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia disebabkan karena adanya luka post sectio cesarea serta beberapa faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka post sectio cesarea serta beberapa faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka post sectio cesarea pada ibu antara lain: lingkungan, tradisi, sosial ekonomi, kondisi ibu, gizi, penanganan petugas dan kualitas perawatan luka.Penatalaksanaan luka pasca operasi sectio cesarea bertujuan untuk meningkatkan proses penyembuhan jaringan dan mencegah infeksi(Johnson. 2005).
Penyembuhan luka pada ibu post partum sectio cesarea  dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu status nutrisi, perawatan luka, kebersihan diri serta aktifitas dan istirahat yang seimbang. Pemenuhan nutrisi yang adekuat meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kemampuan penyembuhan luka. Kekurangan zat nutrisi dapat berpengaruh pada penyembuhan luka sectio cesarea yang pada akhirnya beresiko terjadinya infeksi pada luka operasi ( Yunsook, 2003 ).
Pemenuhan kebutuhan akan gizi pada pasien post operasi sectio cesarea dan trauma adalah suatu perihal khusus nan unik. Hal ini tercermin dalam pemenuhan kebutuhan yang khusus pada pesien tersebut, dimulai dari pemenuhan farmakologisnya hingga dietnya (FAIK, 2008). Karena pasien yang mengalami persalinan dengan cara operasi sectio cesarea perlu diperhatikan tentang diet tinggi kalori tinggi proteinnya untuk menunjang proses penyembuhan. Tetapi masih banyak sekali anggapan masyarakat serta pasien yang mengalami pembedahan kalau makan makanan yang mengandung protein seperti telur, ikan, daging luka jahitan akan menjadi gatal dan luka lama sembuhnya.
Permasalahan kesehatan pada masa post partum salah satunya akibat adanya tradisi tertentu yang berlaku dimasyarakat. Tradisi pembatasan aktivitas dan diet pada ibu post partum juga berlaku di bagian Timur negara Amazon, yang berdampak pada sulitnya ibu post partum memenuhi kebutuhan nutrisinya pada saat kebutuhan energinya meningkat ( Piperata, 2009 ). Di Indonesia tradisi pembatasan diet pada ibu post partum di kenal dengan berpantangan makanan, yang juga berlaku pada ibu post partum sectio cesarea ( Swasono, 1997 ).
Berpantang makanan adalah tidak mengkonsumsi makanan tertentu karena dianggap memberikan dampak buruk bagi kesehatan ( Swasono, 1997 ). Budaya berpantangan makanan ini diajarkan turun temurun dan cenderung di taati walaupun individu yang menjalankannya mungkin tidak terlalu paham atau yakin akan rasional dari alasan menantang makanan tersebut. Menurut ibu post partum, makan makanan pantangan akan menyebabkan luka menjadi basah dan sulit sembuh.
Kekurangan nutrisi pada periode post partum sectio cesarea dapat menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kematian. Ibu yang kurang nutrisi akan mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan terjadi infeksi. Kekurangan nutrisi juga berkaitan erat dengan terjadinya anemia zat besi, rabun senja akibat kekurangan vitamin A ( Campbella et al, 2009 ).
Pemberian nutrisi itu terkait dengan jenis makanan yang dimakan, frekuensi, dan jadwal pemberian makanan. Dalam hal ini diperlukan informasi yang lebih mendalam kepada pasien serta keluarga pasien tentang makanan yang harus dikonsumsi setelah pembedahan sectio cesarea.
Berdasarkan hasil study pendahuluan di ruang Melati RSUD Gunung Jati Cirebon setelah di lakukan wawancara terhadap ibu post partum tentang nutrisi post sectio cesarea, didapatkan ibu post partum mengetahui tentang gizi ibu post partum post sectio cesarea pada tingkat cukup dan dapat menyebutkan macam-macam gizi ibu post partum, sedangkan hanya ada sebagian mengetahui macam-macam gizi masa post partum pada tingkat kurang. Di lihat dari cara makan kebanyakan ibu yang sudah tau tentang nutrisi post partum post sectio cesarea tetapi tetap tidak mengkonsumsi makanan tersebut contohnya daging, dengan alasan  takut gatal serta proses penyembuhan lukanya lama.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaranpengetahuan ibu post partum tentang nutrisi post sectio cesarea.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pernyataan permasalahan sebagai berikut: gambaranpengetahuan ibu post partum tentang nutrisi post sectio cesarea di Ruang Melati RSUD Gunung Jati Cirebon.

C.     Tujuan Penelitian
1.  Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu post partumtentang nutrisi post sectio cesarea di Ruang Melati RSUD Gunung Jati Cirebon.
2.  Tujuan khusus
a.     Untuk mengetahui pengetahuan ibu post partum post section cesarea tentang :
1)      Pengertian nutrisi ibu post partum post sectio cesarea
2)      Kebutuhan dasar nutrisi ibu post partum post sectio cesarea
3)      Kebutuhan kalori dan protein ibu post partum
4)      Menu gizi seimbang
5)      Dampak kekurangan gizi

D.    Manfaat penelitian
a.     Bagi peneliti
Sebagai pengalaman belajar dan menambah ilmu pengetahuan dalam bidang penelitian sehingga dapat di jadikan acuan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai pengalaman belajar khususnya pada gambaranpengetahuan ibu post partum tentang nutrisi post sectio cesarea.
b.     Bagi lokasi penelitian
Dari hasil penelitian dapat digunakan untuk acuan sebagai dasar untuk pemenuhan nutrisi bagi ibu post partum sectio cesarea.
c.      Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana kepustakaan dan menambah informasi mahasiswa khusunya pada pengetahuan ibu post partumtentang nutrisi  post sectio cesarea .
d.     Bagi pengembangan program DIII Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan, agar dapat merencanakan kegiatan pendidikan dalam gambaran pengetahuan ibu post partum tentang nutrisi post sectio cesarea.
   
E.     Ruang lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah terbatas hanya untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu post partumtentang nutrisi post sectio cesarea  di Ruang Melati RSUD Gunung Jati Cirebon.
Share:

KESEPAKATAN PENETAPAN INSTRUMEN KUESIONER SMD DI RW 03 KELURAHAN KALIJAGA




KESEPAKATAN
PENETAPAN INSTRUMEN KUESIONER SMD
DI RW 03 KELURAHAN KALIJAGA

Yang bertandatangan di bawah ini perwakilan tokoh masyarakat RW 03 Kelurahan Kali Jaga, menyepakati kuesioner SMD ( sebagaimana terlampir ) yang akan dilaksanakan dan digunakan untuk SMD oleh mahasiswa Akper Dharma Husada Cirebon sebanyak 20 orang.
1.      Nama :
Umur:
Jabatan:
2.      Nama :
Umur:
Jabatan:
3.      Nama :
Umur:
Jabatan:
4.      Nama :
Umur:
Jabatan:
5.      Nama :
Umur:
Jabatan:


6.      Nama :
Umur:
Jabatan:
7.      Nama :
Umur:
Jabatan:
8.      Nama :
Umur:
Jabatan:
9.      Nama :
Umur:
Jabatan:
10.  Nama :
Umur:




Ketua RW 03


Toni

Ketua PKMD


Lisda




Kepala Kelurahan Kali Jaga

Share:

NASEHAT MBAH MOEN BUAT KITA SEMUA

Translate

KUMPULAN KITAB TERJEMAHAN


Foto Kepala MA Nurussyahid Kertajati dengan Gus Sauqi Putra Abah KH. Ma'ruf Amin (Wakil Presiden RI)

KEPALA MA BERSAMA PARA PURNAWIRAWAN TNI PADA ACARA MUNAJAT RAJAB

SANTRI MA NURUSSYAHID KERTAJATI PADA ACARA MUNAJAT RAJAB 1440 H

KUNJUNGAN SULTAN SEPUH KE YAYASAN