Madrasah Aliyah Nurussyahid (MANUSA) adalah Sekolah Menengah Atas Setingkat SMA/SMK, Yang berdiri 2013 dengan Unggulan Magang dan Mahir Bahasa Jepang


Niat yang baik akan menghasilkan prasangka yang baik, Prasangka yang baik akan menghasilkan Aqidah yang baik dan Aqidah yang baik akan menghasilkan Akhir yang baik (Khusnul Khotimah). Hidup ini adalah Perjuangan, perjuangan perlu pengorbanan, pengorbanan perlu kecintaan, kecintaan perlu kesungguhan dalam Do'a dan Ikhtiar yang seimbang. kecintaan perlu keikhlasan dan keikhlasan perlu kesabaran, maka Allah berfirman Jadikan Sabar dan Sholat sebagai penolongmu melalui petunjuk sang Guru Mursyid.

2023/08/30

MOTIVASI HIDUP ( SYAIR ALAMATE ANAK SHOLEH )

 

anak sholeh

Alamate anak sholeh iku papat
Bakdane mukmin, anut ing syariat
Kang dihin, lisane alus ngendikane
Kapindo, mulyaaken ing wong tuwane

Alamate anak sholeh iku papat
Bakdane mukmin, anut ing syariat
Kang dihin, lisane alus ngendikane
Kapindo, mulyaaken ing wong tuwane

يارسول الله سلام عليك
يارفيع الشان والدرج
عطفة ياجيرة العلم
ياأهيل الجود والكرم

Kaping telu, asih ing bocah cilik-cilik
Uga marang sedulur gawe becik
Kaping telu, asih ing bocah cilik-cilik
Uga marang sedulur gawe becik

Kaping papat, ngamalaken ing ilmune
Dadi tanggung jawab, ora ngawulane
Kaping papat, ngamalaken ing ilmune
Dadi tanggung jawab, ora ngawulane

يارسول الله سلام عليك
يارفيع الشان والدرج
عطفة ياجيرة العلم
ياأهيل الجود والكرم

Iku saking ulama aweh pitutur
Alamate bocah dadi jujur
Iku saking ulama aweh pitutur
Alamate bocah dadi jujur

Muga-muga kita bisa ngelampahi
Donya akhirat nemuhi bilahi
Muga-muga kita bisa ngelampahi
Donya akhirat nemui bilahi

يارسول الله سلام عليك
يارفيع الشان والدرج
عطفة ياجيرة العلم
ياأهيل الجود والكرم

Iku saking ulama aweh pitutur
Alamate bocah dadi jujur
Iku saking ulama aweh pitutur
Alamate bocah dadi jujur

Muga-muga kita bisa ngelampahi
Donya akhirat nemui bilahi
Muga-muga kita bisa ngelampahi
Donya akhirat nemuhi bilahi

يارسول الله سلام عليك
يارفيع الشان والدرج
عطفة ياجيرة العلم
ياأهيل الجود والكرم

Share:

2023/08/29

MOTIVASI KEHIDUPAN (RIWAYAT IMAM AL-GJOZALI, RA)

 

Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ta’us Ath-Thusi as-Syafi’i al-Ghazali. Secara singkat dipanggil al-Ghazali atau Abu Hamid al-Ghazali. Dan mendapat gelar imam besar Abu Hamid al-Ghazali Hujatul Islam.

Namanya kadang diucapkan Ghazzali (dua z), artinya tukang pintal benang, karena pekerjaan ayah beliau adalah tukang pintal benang wol. Sedang yang lazim ialah Ghazali (satu z), diambil dari kata Ghazalah nama kampung kelahirannya.

Beliau lahir di Thus, Khurasan, Iran, dekat Masyhad sekarang, pada tahun 450 H/1058 M. Beliau dan saudaranya, Ahmad, ditinggal yatim pada usia dini. Pendidikannya dimulai di Thus. Lalu, al-Ghazali pergi ke Jurjan.

Dan sesudah satu periode lebih lanjut di Thus, beliau ke Naisabur, tempat beliau menjadi murid al-Juwaini Imam al-Haramain hingga meninggalnya yang terakhir pada tahun 478 H/1085 M. Beberapa guru lain juga disebutkan, tapi kebanyakan tidak jelas. Yang terkenal adalah Abu Ali al-Farmadhi.

Al-Ghazali adalah ahli pikir ulung Islam yang menyandang gelar “Pembela Islam” (Hujjatul Islam), “Hiasan Agama” (Zainuddin), “Samudra yang Menghanyutkan” (Bahrun Mughriq), dan lain-lain. Riwayat hidup dan pendapat-pendapat beliau telah banyak diungkap dan dikaji oleh para pengarang baik dalam bahasa Arab, bahasa Inggris maupun bahasa dunia lainnya, termasuk bahasa Indonesia. Hal itu sudah selayaknya bagi para pemikir generasi sesudahnya dapat mengkaji hasil pemikiran orang-orang terdahulu sehingga dapat ditemukan dan dikembangkan pemikiran-pemikiran baru.

Dalam pengantar Ihya’ Ulumuddin disebutkan bahwa : “Pada abad ke 5 H lahirlah beberapa ilmu dari pemikir Islam, yaitu Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al- Ghazali.”

Sebelum meninggal ayah al-Ghazali berwasiat kepada seorang ahli tasawuf temannya, supaya mengasuh dan mendidik al-Ghazali dan adiknya Ahmad. Setelah ayahnya meninggal, maka hiduplah al-Ghazali di bawah asuhan ahli tasawuf itu.

Harta pusaka yang diterimanya sedikit sekali. Ayahnya seorang miskin yang jujur, hidup dari usaha sendiri bertenun kain bulu (wol), disamping itu, selalu mengunjungi rumah para alim ulama, memetik ilmu pengetahuan, berbuat jasa dan memberi bantuan kepada mereka. Apabila mendengar uraian para ulama itu maka ayah al-Ghazali menangis tersedu-sedu seraya memohon kepada Allah SWT kiranya beliau dianugerahi seorang putra yang pandai dan berilmu.

Pada masa kecilnya al-Ghazali mempelajari ilmu Fiqh di negerinya sendiri pada Syeh Ahmad bin Muhammad ar-Razikani. Kemudian pergi ke negeri Jurjan dan belajar pada Imam Ali Nasar al-Ismaili. Setelah mempelajari beberapa ilmu di negeri tersebut, berangkatlah al-Ghazali ke negeri Nisapur dan belajar pada Imam al-Haramain.

Disanalah mulai kelihatan tanda-tanda ketajaman otaknya yang luar biasa dan dapat menguasai beberapa ilmu pengetahuan pokok pada masa itu, seperti ilmu Mantik (logika), Filsafat dan Fiqh Mazhab Syafi’i. Setelah Imam al-Haramain wafat, lalu al-Ghazali berangkat ke al- Askar mengunjungi menteri Nizamul Mulk dari pemerintahan Dinasti Saljuk. Beliau disambut dengan kehormatan sebagai seorang ulama besar. Kemudian dipertemukan dengan para alim ulama dan pemuka-pemuka ilmu pengetahuan. Semuanya mengakui akan ketinggian dan keahlian al-Ghazali.

Pada tahun 484 H/1091 M, beliau diutus oleh Nizamul Mulk untuk menjadi guru besar di madrasah Nizhamiyah, yang didirikan di Baghdad. Beliau menjadi salah satu orang yang terkenal di Baghdad, dan selama empat tahun beliau memberi kuliah kepada lebih dari 300 mahasiswa. Pada saat yang sama, beliau menekuni kajian Filsafat dengan penuh semangat lewat bacaan pribadi dan menulis sejumlah buku.

Atas prestasinya yang kian meningkat, pada usia 34 tahun beliau diangkat menjadi pimpinan (rektor) Universitas Nizhamiyah. Selama menjadi rektor, beliau banyak menulis buku yang meliputi beberapa bidang Fiqh, Ilmu Kalam dan buku-buku sanggahan terhadap aliran-aliran Kebatinan, Ismailiyah dan Filsafat.

Al-Ghazali telah mengarang sejumlah besar kitab pada waktu mengajar di Baghdad, seperti Al-Basith, Al-Wasith, Al-Wajiz dan Al-Khalasah Fi Ilmil Fiqh. Seperti juga kitab-kitab Al-Munqil Fi Ilmil Jadl, Ma’khudz Al- Khilaf, Lubab Al-Nadhar, Tahsin Al-Maakhidz dan Mabadi’ Wal Ghāyat Fi Fannil Khilaf. Sekalipun mengarang beliau tidak lupa berpikir dan meneliti hal-hal dibalik hakikat. Beliau tidak ragu-ragu mengikuti ulama yang benar, yang tidak seorangpun berpikir mengenai kekokohan kesahannya atau untuk meneliti sumber pengambilannya. Pada waktu itu beliau juga mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Hanya 4 tahun al-Ghazali menjadi rektor di Universitas Nizhamiyah. Setelah itu beliau mulai mengalami krisis rohani, krisis keraguan yang meliputi akidah dan semua jenis ma’rifat. Secara diam-diam beliau meninggalkan Baghdad menuju Syam, agar tidak ada yang menghalangi kepergiannya baik dari penguasa (khalifah) maupun sahabat dosen seuniversitasnya. Al-Ghazali berdalih akan pergi ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji. Dengan demikian, amanlah dari tuduhan bahwakepergiannya untuk mencari pangkat yang lebih tinggi di Syam. Pekerjaanmengajar ditinggalkan dan mulailah beliau hidup jauh dari lingkunganmanusia, zuhud yang beliau tempuh.

Pada tahun 488 H, beliau mengisolasi diri di Makkah lalu keDamaskus untuk beribadah dan menjalani kehidupan sufi. Beliaumenghabiskan waktunya untuk khalwat, ibadah dan i’tikaf di sebuah masjid diDamaskus. Berzikir sepanjang hari di menara. Untuk melanjutkan taqarubnyakepada Allah SWT beliau pindah ke Baitul Maqdis. Dari sinilah beliautergerak hatinya untuk memenuhi panggilan Allah SWT untuk menjalankanibadah haji. Dengan segera beliau pergi ke Makkah, Madinah dan setelahziarah ke makam Rasulullah SAW dan nabi Ibrahim A.S., ditinggalkanlahkedua kota tersebut dan menuju ke Hijaz.

Dari Bait Al-Haram, al-Ghazali menuju ke Damsyik. Al-Maqrizi,dalam Al-Muqaffa, mengatakan :Ketika di Damsyik, al-Ghazali beri’tikad di sudut menara masjid Al-Umawi dengan memakai baju jelek. Di sini beliau mengurangi makan,minum, pergaulan dan mulai menyusun kitab Ihya’ Ulumuddin. Al-Ghazaliputar-putar untuk berziarah ke makam-makam para syuhada’ dan masjidmasjid.Beliau mengolah diri untuk selalu bermujahadah danmenundukkannya untuk selalu beribadah hingga kesukaran-kesukaran yangdihadapinya menjadi persoalan biasa dan mudah.

Setelah mengabdikan diri untuk ilmu pengetahuan berpuluh-puluhtahun dan setelah memperoleh kebenaran yang hakiki pada akhir hidupnya,beliau meninggalkan dunia di Thus pada 14 Jumadil Akhir 505 H/19Desember 1111 M, dihadapan adiknya, Abu Ahmadi Mujidduddin. Beliau meninggalkan tiga orang anak perempuan sedang anak laki-lakinya yangbernama Hamid telah meninggal dunia semenjak kecil sebelum wafatnya (al-Ghazali), karena itulah beliau diberi gelar “Abu Hamid”

Share:

2023/08/27

MOTIVASI KEHIDUPAN BERGERAKLAH JANGAN DIAM

 


Beliau adalah Yahya bin Syaraf bin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy, Abu Zakaria. Beliau dilahirkan pada bulan Muharram tahun 631 H di Nawa, sebuah kampung di daerah Dimasyq (Damascus) yang sekarang merupakan ibukota Suriah. Beliau dididik oleh ayah beliau yang terkenal dengan kesalehan dan ketakwaan. Beliau mulai belajar di katatib (tempat belajar baca tulis untuk anak-anak) dan hafal Al-Quran sebelum menginjak usia baligh.

Ketika berumur sepuluh tahun, Syaikh Yasin bin Yusuf Az-Zarkasyi melihatnya dipaksa bermain oleh teman-teman sebayanya, namun ia menghindar, menolak dan menangis karena paksaan tersebut. Syaikh ini berkata bahwa anak ini diharapkan akan menjadi orang paling pintar dan paling zuhud pada masanya dan bisa memberikan manfaat yang besar kepada umat Islam. Perhatian ayah dan guru beliaupun menjadi semakin besar.

An-Nawawi tinggal di Nawa hingga berusia 18 tahun. Kemudian pada tahun 649 H ia memulai rihlah thalabul ilmi-nya ke Dimasyq dengan menghadiri halaqah-halaqah ilmiah yang diadakan oleh para ulama kota tersebut. Ia tinggal di madrasah Ar-rawahiyyah di dekat Al-Jami’ Al-Umawiy. Jadilah thalabul ilmi sebagai kesibukannya yang utama. Disebutkan bahwa ia menghadiri dua belas halaqah dalam sehari. Ia rajin sekali dan menghafal banyak hal. Ia pun mengungguli teman-temannya yang lain. Ia berkata: “Dan aku menulis segala yang berhubungan dengannya, baik penjelasan kalimat yang sulit maupun pemberian harakat pada kata-kata. Dan Allah telah memberikan barakah dalam waktuku.” [Syadzaratudz Dzahab 5/355].

Diantara syaikh beliau: Abul Baqa’ An-Nablusiy, Abdul Aziz bin Muhammad Al-Ausiy, Abu Ishaq Al-Muradiy, Abul Faraj Ibnu Qudamah Al-Maqdisiy, Ishaq bin Ahmad Al-Maghribiy dan Ibnul Firkah. Dan diantara murid beliau: Ibnul ‘Aththar Asy-Syafi’iy, Abul Hajjaj Al-Mizziy, Ibnun Naqib Asy-Syafi’iy, Abul ‘Abbas Al-Isybiliy dan Ibnu ‘Abdil Hadi.

Pada tahun 651 H ia menunaikan ibadah haji bersama ayahnya, kemudian ia pergi ke Madinah dan menetap disana selama satu setengah bulan lalu kembali ke Dimasyq. Pada tahun 665 H ia mengajar di Darul Hadits Al-Asyrafiyyah (Dimasyq) dan menolak untuk mengambil gaji.

Beliau digelari Muhyiddin (yang menghidupkan agama) dan membenci gelar ini karena tawadhu’ beliau. Disamping itu, agama islam adalah agama yang hidup dan kokoh, tidak memerlukan orang yang menghidupkannya sehingga menjadi hujjah atas orang-orang yang meremehkannya atau meninggalkannya. Diriwayatkan bahwa beliau berkata: “Aku tidak akan memaafkan orang yang menggelariku Muhyiddin.”

Imam An-Nawawi adalah seorang yang zuhud, wara’ dan bertaqwa. Beliau sederhana, qana’ah dan berwibawa. Beliau menggunakan banyak waktu beliau dalam ketaatan. Sering tidak tidur malam untuk ibadah atau menulis. Beliau juga menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, termasuk kepada para penguasa, dengan cara yang telah digariskan Islam. Beliau menulis surat berisi nasehat untuk pemerintah dengan bahasa yang halus sekali. Suatu ketika beliau dipanggil oleh raja Azh-Zhahir Bebris untuk menandatangani sebuah fatwa. Datanglah beliau yang bertubuh kurus dan berpakaian sangat sederhana. Raja pun meremehkannya dan berkata: “Tandatanganilah fatwa ini!!” Beliau membacanya dan menolak untuk membubuhkan tanda tangan. Raja marah dan berkata: “Kenapa !?” Beliau menjawab: “Karena berisi kedhaliman yang nyata.” Raja semakin marah dan berkata: “Pecat ia dari semua jabatannya!” Para pembantu raja berkata: “Ia tidak punya jabatan sama sekali.” Raja ingin membunuhnya tapi Allah menghalanginya. Raja ditanya: “Kenapa tidak engkau bunuh dia padahal sudah bersikap demikian kepada Tuan?” Raj apun menjawab: “Demi Allah, aku sangat segan padanya.”

Imam Nawawi meninggalkan banyak sekali karya ilmiah yang terkenal. Jumlahnya sekitar empat puluh kitab, diantaranya:

Dalam bidang hadits: Arba’in, Riyadhush Shalihin, Al-Minhaj (Syarah Shahih Muslim), At-Taqrib wat Taysir fi Ma’rifat Sunan Al-Basyirin Nadzir.

Dalam bidang fiqih: Minhajuth Thalibin, Raudhatuth Thalibin, Al-Majmu’.

Dalam bidang bahasa: Tahdzibul Asma’ wal Lughat.

Dalam bidang akhlak: At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an, Bustanul Arifin, Al-Adzkar.

Kitab-kitab ini dikenal secara luas termasuk oleh orang awam dan memberikan manfaat yang besar sekali untuk umat. Ini semua tidak lain karena taufik dari Allah Ta’ala, kemudian keikhlasan dan kesungguhan beliau dalam berjuang.

Secara umum beliau termasuk salafi dan berpegang teguh pada manhaj ahlul hadits, tidak terjerumus dalam filsafat dan berusaha meneladani generasi awal umat dan menulis bantahan untuk ahlul bid’ah yang menyelisihi mereka. Namun beliau tidak ma’shum (terlepas dari kesalahan) dan jatuh dalam kesalahan yang banyak terjadi pada uluma-ulama di zaman beliau yaitu kesalahan dalam masalah sifat-sifat Allah Subhanah. Beliau kadang men-ta’wil dan kadang-kadang tafwidh. Orang yang memperhatikan kitab-kitab beliau akan mendapatkan bahwa beliau bukanlah muhaqqiq dalam bab ini, tidak seperti dalam cabang ilmu yang lain. Dalam bab ini beliau banyak mendasarkan pendapat beliau pada nukilan-nukilan dari para ulama tanpa mengomentarinya.

Adapun memvonis Imam Nawawi sebagai Asy’ari, itu tidak benar karena beliau banyak menyelisihi mereka (orang-orang Asy’ari) dalam masalah-masalah aqidah yang lain seperti ziyadatul iman dan khalqu af’alil ‘ibad. Karya-karya beliau tetap dianjurkan untuk dibaca dan dipelajari, dengan berhati-hati terhadap kesalahan-kesalahan yang ada. Tidak boleh bersikap seperti kaum Haddadiyyun yang membakar kitab-kitab karya beliau karena adanya beberapa kesalahan di dalamnya.

Komite Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa kerajaan Saudi ditanya tentang aqidah beliau dan menjawab: “Lahu aghlaath fish shifat” (Beliau memiliki beberapa kesalahan dalam bab sifat-sifat Allah).

Imam Nawawi meninggal pada 24 Rajab 676 H –rahimahullah wa ghafara lahu-.

Sumber: www.muslim.or.id

Share:

2023/08/26

MOTIVASI SEMANGAT HIDUP

 

Berikut beberapa kata bijak sabar yang bisa kamu renungkan:

1. “Sabar itu ilmu tingkat tinggi. Belajarnya setiap hari, latihannya setiap saat, ujiannya sering mendadak, sekolahnya seumur hidup.”

2. “Barang siapa belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar, maka akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.” Imam Asy Syafi’i

3. “Kesabaran itu ada dua macam: sabar atas sesuatu yang tidak kau ingin dan sabar menahan diri dari sesuatu yang kau ingini” Ali Bin Abi Thalib

4. “Kesabaran adalah ketika hati tidak merasa marah terhadap apa yang sudah ditakdirkan, dan mulut tidak mengeluh.” Ibnu Qayyim

5. “Bersabarlah, karena kesabaran adalah sebuah pilar keimanan.” Umar bin Khattab

6. “Sesungguhnya kesabaran yang sebenarnya adalah pada saat goncangan yang pertama.”     (HR. Bukhari)

7. “Sejak kita menginginkan kebahagiaan dan kesuksesan, sejak itu pula kesabaran menjadi kewajiban kita.”

8. “Cinta itu perang, yakni perang yang hebat dalam rohani manusia. Jika ia menang, akan didapati orang yang tulus ikhlas, luas pikiran, sabar dan tenang hati. Jika ia kalah, akan didapati orang yang putus asa, sesat, lemah hati, kecil perasaan dan bahkan kadang-kadang hilang kepercayaan pada diri sendiri.” Buya Hamka

9. “Sabar itu gak ada batasnya, kalau ada batasnya berarti gak sabar” Gus Dur

10. “Petunjuk tidak bisa dicapai kecuali dengan pengetahuan, dan arah tujuan yang benar tidak bisa dituju kecuali dengan kesabaran.” Ibnu Taimiyah

Berikut beberapa kata bijak sabar yang bisa kamu renungkan:

1. “Ketika kamu terpancing untuk kehilangan kesabaran terhadap seseorang, coba pikirkanlah betapa Allah telah bersabar terhadapmu sejauh ini.”

2. “Ketika hal-hal terlalu sulit untuk ditangani, mundurlah dan hitung berkat-berkat yang telah kamu peroleh.”

3. “Memang sangat sulit untuk bersabar, tetapi menyia-nyiakan pahala dari kesabaran itulah yang lebih buruk.” Abu Bakar

4. “Aku mencari segala bentuk rezeki, tapi tidak menemukan rezeki yang lebih baik daripada sabar.” Umar bin Khattab

5. "Dan ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu beriringan dengan kesabaran. Jalan keluar beriringan dengan kesukaran. Dan sesudah kesulitan pasti akan datang kemudahan." (HR. Tirmidzi)

6. “Kemampuan merasakan nikmat sabar tergantung sejauh mana keimanan kita terhadap takdir yang Allah tetapkan.” Aa Gym

7. “Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah.” Ibnu Mas’ud

8. "Allah tidak pernah mengatakan bahwa jalan hidup akan mudah. Tapi, Dia mengatakan 'Aku akan bersama dengan mereka yang mau bersabar'."

9. "Berdoalah, Allah mendengarmu. Bersabarlah karena Allah akan menjawab doamu pada waktu yang tepat."

10. "Sabar bukanlah bersikap pasif dan menunggu datangnya sebuah keajaiban, akan tetapi sabar adalah melakukan segala kemungkinan untuk mengubah situasi yang sedang menimpamu, kemudian serahkan sisanya kepada Allah."

Share:

NASEHAT MBAH MOEN BUAT KITA SEMUA

Translate

KUMPULAN KITAB TERJEMAHAN


Foto Kepala MA Nurussyahid Kertajati dengan Gus Sauqi Putra Abah KH. Ma'ruf Amin (Wakil Presiden RI)

KEPALA MA BERSAMA PARA PURNAWIRAWAN TNI PADA ACARA MUNAJAT RAJAB

SANTRI MA NURUSSYAHID KERTAJATI PADA ACARA MUNAJAT RAJAB 1440 H

KUNJUNGAN SULTAN SEPUH KE YAYASAN