Madrasah Aliyah Nurussyahid (MANUSA) adalah Sekolah Menengah Atas Setingkat SMA/SMK, Yang berdiri 2013 dengan Unggulan Magang dan Mahir Bahasa Jepang


Niat yang baik akan menghasilkan prasangka yang baik, Prasangka yang baik akan menghasilkan Aqidah yang baik dan Aqidah yang baik akan menghasilkan Akhir yang baik (Khusnul Khotimah). Hidup ini adalah Perjuangan, perjuangan perlu pengorbanan, pengorbanan perlu kecintaan, kecintaan perlu kesungguhan dalam Do'a dan Ikhtiar yang seimbang. kecintaan perlu keikhlasan dan keikhlasan perlu kesabaran, maka Allah berfirman Jadikan Sabar dan Sholat sebagai penolongmu melalui petunjuk sang Guru Mursyid.

2019/10/09

WAKIL BUPATI MAJALENGKA HADIRI LAILATUL IJTIMA YANG DILENGGARAKAN PC NU MAJALENGKA

WAKIL BUPATI MAJALENGKA HADIRI LAILATUL IJTIMA YANG DILENGGARAKAN PC NU MAJALENGKA

" Memandang Wajah Para Ulama adalah Ibadah" 

Kesuksesan dan Keberhasilan pembangunan suatu daerah tidak terlepas adanya sinergitas antara pemerintah dengan berbagai steakholder termasuk Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Demikian yang diungkapkan oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Majalengka, Drs. H. Dedi Mulyadi, MM dalam Acara Lailatul Ijtima Keluarga Besar NU di Kantor PC NU Kabupaten Majalengka, (6/10).
Ia mengatakan bahwa NU sebagai ormas terbesar di Kabuapen Majalengka berharap dan mengajak adanya kerjasama dalam berbagai bidang dengan Pemerintah Kabuapaten Majalengka agar terwujudnya visi dan misi pembangunan khususnya terkait visi religius. “Sebuah keniscayaan kalau pemkab berjalan sendiri dalam mewujudkan visi dan misi pembangunannya tanpa ada kerjasama dengan berbagai pihak khususnya NU sebagai ormas,” Ungkapnya.
Ia pun mengajak semua keluarga besar NU untuk terus berperan aktif dan berkontribusi dalam membangun masyarakat dan daerahnya agar keberadaan NU benar-benar dapat dirasakan oleh semua masyarakat. ‘Pengurus disemua tingkatan dan warga nahdliyin harus jadi pioner perubahan ke arah kemajuan dan mampu berkontribusi dalam membangun masyarakat”, pinta pria mantan Ketua PC Ansor Majalengka ini.
      biasa Ia disapa menginginkan warga dan kader NU mampu menjawab tantangan tersebut dengan menguasai serta terampil dalam bidang teknologi.
      Terkait dengan persiapan Hari Santri Nasional (HS), Ia mengharap adanya peran maksimal dari Pemkab Majalengka dan pihak terkait.
"Adanya HSN sebagai bentuk pengakuan negara terhadap santri yang sudah memberikan kontribusi besar bagi negara. Karena itu NU berharap dan mengajak Pemkab serta pihak terkait lainnya untuk menyemarakkan HSN dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat," harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Majalengka, Tarsono Di Mardiana menyambut baik keinginan PC NU untuk bersama-sama menjalin sinergitas demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Majalengka.

       "Pemkab sangat terbuka menerima ajakan dan keinginan semua pihak untuk menjalin sinergitas. Terlebih dengan NU merupakan ormas terbesar di Majalengka. Ajakan dan keinginan PC NU sangat disambut baik oleh kami pemkab Majalengka untuk bersama-sama membangun dan menyukseskan visi misi Majalengka,” ucapnya. 
             Hadir Pada kegiatan Lailatul Ijtima PCNU Majalengka para Kiyai:
seperti A Oci (Mama KH. Dr. Sarkosi Subki Jatman Toriqoh Mu'tabaroh Jawa barat, Ketua MUI Kabupaten Majalengka Bapak K.H. Anwar Sulaeman, KH. Maman Imanul Haq (Anggota DPR RI dari PKB periode 2019-2024) dan Tokoh-tokoh lainnya. 
" Memandang Wajah Para Ulama adalah Ibadah" 
Foto-Foto Kegiatan Lailatul Ijtima PCNU Majalengka












































Share:

2019/10/03

Kunjungan Kerja Ibu Negara Ke Wilayah III Cirebon Jawa Barat



Foto Bandara Kertajati saat menunggu kedatangan Ibu Negara
Video Kembalinya Ibu Negara Ke Jakarta, suasana di Bandara Kertajati

Mengawali kegiatan minggu pertama bulan Oktober ini, Ibu Negara Iriana Joko Widodo yang didampingi istri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla, pada Kamis (03/10/2019) melakukan kegiatan kunjungan kerja ke Kota Cirebon, Jawa Barat.
Ibu Negara Iriana Joko Widodo (Jokowi) hari ini dijadwalkan melakukan kunjungan ke Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Iriana didampingi para istri menteri Kabinet Kerja yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK).

Salah satu lokasi yang didatangi oleh Ibu Negara adalah Pendidikan Anak Usia Dinia (Paud) Tunas Bangsa, di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.



Foto Pengamanan di Bandara Kertajati




Share:

2019/10/01

MA NURUSSYAHID BANTARJATI IKUTI KEGIATAN UPACARA HARI KESAKTIAN PANCASILA TAHUN 2019 DI ALUN-ALUN KANTOR KECAMATAN KERTAJATI BIJB MAJALENGKA

"Pancasila sebagai Dasar Penguatan Karakter Bangsa

Menuju Indonesia Maju dan Bahagia".

Bapak Drs. H. Asep Rukanda Camat Kertajati saat menjadi Inspektur Upacara Hari kesaktian Pancalita Tahun 2019 di Alun Kecamatan Kertajati

VIDEO KEGIATAN UPACARA HARI KESAKTIAN PANCASILA DI KECAMATAN KERTAJATI TAHUN 2019



 Foto Bersama Peserta Didik MA Nurussyahid Kertajati usai kegiatan Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Alun-Alun Kantor Kecamatan Kertajati  1 Oktober Tahun 2019  


"Pancasila sebagai Dasar Penguatan Karakter Bangsa Menuju Indonesia Maju dan Bahagia".

Peringatan hari kesaktian Pancasila pada 1 Oktober  tahun ini akan mengambil tema, "Pancasila sebagai Dasar Penguatan Karakter Bangsa Menuju Indonesia Maju dan Bahagia". Penasaran seperti apa sih Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Oktober? Yuk simak berikut ini beberapa fakta menarik mengenai Hari Kesaktian Pancasila. 

1. Sejarah Singkat Lahir dan Rumusan Pancasila 
Sejak tanggal 1 Maret 1945, pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia sudah mengajukan pertanyaan penting tentang dasar Negara Indonesia. Hal tersebut memicu upaya untuk merumuskan Pancasila sebagai dasar negara resmi. 
Dimulai pada pidato tentang 'lima dasar' oleh Muhammad Yamin hingga pidato pada tanggal 1 Juni 1945 yang berisi tentang 'Lahirnya Pancasila yang dilakukan oleh Sukarno. Pada 22 Juni 1945 Pancasila kemudian disusun sehingga menjadi Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945.

2. Penghapusan 7 kata Piagam Jakarta 
Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Bapak Ir. Sukarno dan Bapah Drs. Moh. Hatta, Piagam Jakarta disahkan sebagai Pembukaan UUD 1945. Para pendiri bangsa kala itu menghapus 7 kata sila pertama dalam piagam Jakarta yakni: '... dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya'. Ketujuh kata itu mengikuti kata 'Ketuhanan'.

3. Gerakan 30 September (G30S) PKI
Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 1965 faktanya erat berkaitan dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S). Tragedi ini merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Bapak Ir. Sukarno dan mengubah Indonesia dari negara berdasarkan Pancasila menjadi negara komunis. 
Enam perwira tinggi dan satu perwira menengah TNI Angkatan Darat menjadi korban dalam Gerakan 30 September. Mereka adalah: 

- Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani

- Mayor Jendral Raden Soeprapto

- Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono

- Mayor Jendral Siswondo Parman

- Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan

- Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo

- Lettu Pierre Andreas Tendean

Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 
1 Oktober  sebagai Hari Kesaktian Pancasila 

4. Penyelenggaraan upacara di berbagai Institusi Negara
Penyelenggaraan upacara untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2019 akan dilakukan di berbagai institusi negara, seperti
- Kementerian-kementerian

- Lembaga Tinggi Negara

- Kejaksaan Agung

- Lembaga Pemerintah Non Kementrian

- Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri

- Kampus dan Sekolah (Negeri atau Swasta)


5.  Pengibaran Bendera
Sebelum upacara resmi berlangsung, pada tanggal 30 September 2019 bendera berkibar setengah tiang. Hal tersebut dilakukan untuk mengenang gugurnya tujuh Pahlawan Revolusi.Sedangkan, tanggal 1 Oktober 2019 pukul 06.00 maka bendera berkibar satu tiang penuh. 

6. Makna 1 Oktober 
Hari Kesaktian Pancasila memiliki makna sebagai hari perkabungan nasional karena adanya tragedi penculikan dan pembunuhan tersebut. Tak hanya itu pasca tragedi itu, terjadi pembersihan semua unsur pemerintahan dari pengaruh PKI mulai dari angota organisasi hingga simpatisan.

Pada akhir 1965, diperkirakan sekitar 500 ribu hingga 1 juta anggota atau pendukung PKI diduga menjadi korban pembunuhan. 
Sumber Bacaan dari :
https://news.detik.com/berita/d-4727247/1-oktober-dan-sejarah-hari-kesaktian-pancasila









Share:

NASEHAT MBAH MOEN BUAT KITA SEMUA

Translate

KUMPULAN KITAB TERJEMAHAN


Foto Kepala MA Nurussyahid Kertajati dengan Gus Sauqi Putra Abah KH. Ma'ruf Amin (Wakil Presiden RI)

KEPALA MA BERSAMA PARA PURNAWIRAWAN TNI PADA ACARA MUNAJAT RAJAB

SANTRI MA NURUSSYAHID KERTAJATI PADA ACARA MUNAJAT RAJAB 1440 H

KUNJUNGAN SULTAN SEPUH KE YAYASAN