Madrasah Aliyah Nurussyahid (MANUSA) adalah Sekolah Menengah Atas Setingkat SMA/SMK, Yang berdiri 2013 dengan Unggulan Magang dan Mahir Bahasa Jepang


Niat yang baik akan menghasilkan prasangka yang baik, Prasangka yang baik akan menghasilkan Aqidah yang baik dan Aqidah yang baik akan menghasilkan Akhir yang baik (Khusnul Khotimah). Hidup ini adalah Perjuangan, perjuangan perlu pengorbanan, pengorbanan perlu kecintaan, kecintaan perlu kesungguhan dalam Do'a dan Ikhtiar yang seimbang. kecintaan perlu keikhlasan dan keikhlasan perlu kesabaran, maka Allah berfirman Jadikan Sabar dan Sholat sebagai penolongmu melalui petunjuk sang Guru Mursyid.

2019/11/18

HUMOR SUFI " SIDI ABU NAWAS DALAM CERITA CARA MEMILIH JALAN"



Cara Memilih Jalan

Kawan-kawan Abu Nawas merencanakan akan mengadakan perjalanan wisata ke hutan. Tetapi tanpa keikutsertaan Abu Nawas perjalanan akan terasa memenatkan dan membosankan. Sehingga mereka beramai-ramai pergi ke rumah Abu Nawas untuk mengajaknya ikut serta. Abu Nawas tidak keberatan. Mereka berangkat dengan mengendarai keledai masing-masing sambil bercengkrama.

Tak terasa mereka telah menempuh hampir separo perjalanan. Kini mereka tiba di pertigaan jalan yang jauh dari perumahan penduduk. Mereka berhenti karena me­reka ragu-ragu. Setahu mereka kedua jalan itu memang menuju ke hutan tetapi hutan yang mereka tuju adalah hutan wisata. Bukan hutan yang dihuni binatang-binatang buas yang justru akan membahayakan jiwa mer­eka.

Abu Nawas hanya bisa menyarankan untuk tidak meneruskan perjalanan karena bila salah pilih maka mereka semua tak akan pernah bisa kembali. Bukankah lebih bijaksana bila kita meninggalkan sesuatu yang meragukan? Tetapi salah seorang dari mereka tiba-tiba berkata,

"Aku mempunyai dua orang sahabat yang tinggal dekat semak-semak sebelah sana. Mereka adalah saudara kembar. Tak ada seorang pun yang bisa membedakan keduanya karena rupa mereka begitu mirip. Yang satu selalu berkata jujur sedangkan yang lainnya selalu berkata bohong. Dan mereka adalah orang-orang aneh karena mereka hanya mau menjawab satu pertanyaan saja."

"Apakah engkau mengenali salah satu dari mereka yang selalu berkata benar?" tanya Abu Nawas.

"Tidak." jawab kawan Abu Nawas singkat.

"Baiklah kalau begitu kita beristirahat sejenak." usul Abu Nawas.

Abu Nawas makan daging dengan madu bersama kawan-kawannya.

Seusai makan mereka berangkat menuju ke rumah yang dihuni dua orang kembar bersaudara. Setelah pintu dibuka, maka keluarlah salah seorang dari dua orang kembar bersaudara itu.

"Maaf, aku sangat sibuk hari ini. Engkau hanya boleh mengajukan satu pertanyaan saja. Tidak boleh lebih." katanya. Kemudian Abu Nawas menghampiri orang itu dan berbisik. Orang itu pun juga menjawab dengan cara berbisik pula kepada Abu Nawas. Abu Nawas mengucapkan terima kasih dan segera mohon diri.

"Hutan yang kita tuju melewati jalan sebelah kanan." kata Abu Nawas mantap kepada kawan-kawannya.

"Bagaimana kau bisa memutuskan harus menempuh jalan sebelah kanan? Sedangkan kita tidak tahu apakah orang yang kita tanya itu orang yang selalu berkata benar atau yang selalu berkata bohong?" tanya salah seorang dari mereka.

"Karena orang yang kutanya menunjukkan jalan yang sebelah kiri." kata Abu Nawas.

Karena masih belum mengerti juga, maka Abu Nawas menjelaskan. "Tadi aku bertanya: Apa yang akan dikatakan saudaramu bila aku bertanya jalan yang mana yang menuju hutan yang indah?" Bila jalan yang benar itu sebelah kanan dan bila orang itu kebetulan yang selalu berkata benar maka ia akan menjawab: Jalan se­belah kiri, karena ia tahu saudara Kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berbohong. Bila orang itu kebetulan yang selalu berkata bohong, maka ia akan menjawab: jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berkata benar.

oo000oo
Share:

HUMOR SUFI " SIDI ABU NAWAS DALAM CERITA KETENANGAN HATI"



Ketenangan Hati

Sudan lama Abu nawas tidak dipanggil ke istana untuk menghadap Baginda. Abunawas juga sudah lama tidak  muncul di kedai teh. Kawan-kawan Abunawas banyak yang merasa kurang bergairah tanpa kehadiran Abu nawas. Tentu saja keadaan kedai tak semarak karena Abu nawas si pemicu tawa tidak ada.

Suatu hari ada seorang laki-laki setengah baya ke kedai teh menanyakan Abu nawas. la mengeluh bahwa ia tidak menemukan jalan keluar dari rnasalah pelik yang dihadapi.

Salah seorang teman Abunawas ingin mencoba menolong.

"Cobalah utarakan kesulitanmu kepadaku barang-kali aku bisa membantu." kata kawan Abunawas.

"Baiklah. Aku mempunyai rumah yang amat sempit. Sedangkan aku tinggal bersama istri dan kedelapan anak-anakku. Rumah itu kami rasakan terlalu sempit sehingga kami tidak merasa bahagia." kata orang itu membeberkan kesulitannya.

Kawan Abunawas tidak mampu memberikan jalan keluar, juga yang lainnya. Sehingga mereka menyarankan agar orang itu pergi menemui Abunawas di rumahnya saja.

Orang itu pun pergi ke rumah Abunawas. Dan kebetulan Abu Nawas sedang mengaji. Setelah mengutarakan kesulitan yang sedang dialami, Abunawas bertanya kepada orang itu.

"Punyakah engkau seekor domba?"

"Tidak tetapi aku mampu membelinya." jawab or­ang itu.

"Kalau begitu belilah seekor dan tempatkan domba itu di dalam rumahmu." Abunawas menyarankan.

Orang itu tidak membantah. la langsung membeli seekor domba seperti yang disarankan Abunawas.

Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas.

"Wahai Abunawas, aku telah melaksanakan saranmu, tetapi rumahku bertambah sesak. Aku dan keluargaku  merasa segala sesuatu menjadi lebih buruk dibandingkan sebelum tinggal bersama domba." kata orang itu mengeluh.

"Kalau begitu belilah lagi beberapa ekor unggas dan tempatkan juga mereka di dalam rumahmu:" kata Abunawas.

Orang itu tidak membantah. la langsung membeli beberapa ekor unggas yang kemudian dimasukkan ke dalam rumahnya. Beberapa hari kemudian orang itu da­tang lagi ke rumah Abu Nawas.

"Wahai Abu Nawas,aku telah melaksanakan saran-saranmu dengan menambah penghuni rumahku dengan beberapa ekor unggas. Namun begitu aku dan keluargaku semakin tidak betah tinggal di rumah yang makin banyak perighuninya. Kami bertambah merasa tersiksa." kata orang itu dengan wajah yang semakin muram.

"Kalau begitu belilah seekor anak unta dan peliharalah di dalam rumahmu."kata Abu Nawas menyarankan

Orang itu tidak membantah. la langsung ke pasar hewan membeli seekor anak unta untuk dipelihara di dalam rumahnya.

Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas. la berkata,

"Wahai Abu Nawas, tahukah engkau bahwa keadaan di dalam rumahku sekarang hampir seperti neraka. Semuanya berubah menjadi lebih mengerikan dari pada hari-hari sebelumnya. Wahai Abu Nawas, kami sudah tidak tahan tinggal serumah dengan binatang-binatang itu." kata orang itu putus asa.

"Baiklah, kalau kalian sudah merasa tidak tahan maka juallah anak unta itu." kata Abu Nawas.

Orang itu tidak membantah. la langsung menjual anak unta yang baru dibelinya.

Beberapa hari kemudian Abu Nawas pergi ke rumah orang itu

"Bagaimana keadaan kalian sekarang?" Abu Nawas bertanya.

"Keadaannya sekarang lebih baik karena anak unta itu sudah tidak lagi tinggal disini." kata orang itu tersenyum. "Baiklah, kalau begitu sekarang juallah unggas-unggasmu." kata Abu Nawas.

Orang itu tidak membantah. la langsung menjual unggas-unggasnya.

Beberapa hari kemudian Abu Nawas mengunjungi orang itu.

"Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang ?" Abu Nawas bertanya.

"Keadaan sekarang lebih menyenangkan karena unggas-unggas itu sudah tidak tinggal bersama kami." kata orang itu dengan wajah ceria.

"Baiklah kalau begitu sekarang juallah domba itu." kata Abu Nawas.

Orang itu tidak membantah. Dengan senang hati ia langsung menjual dombanya.

Beberapa hari kemudian Abu Nawas bertamu ke rumah orang itu. la bertanya,

"Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang ?" "Kami merasakan rumah kami bertambah luas ka­rena binatang-binatang itu sudah tidak lagi tinggal bersama kami. Dan kami sekarang merasa lebih berbahagia daripada dulu. Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepadamu hai Abu Nawas." kata or­ang itu dengan wajah berseri-seri.

"Sebenarnya batas sempit dan luas itu tertancap dalam pikiranmu. Kalau engkau selalu bersyukur atas nikmat dari Tuhan maka Tuhan akan mencabut kesempitan dalam hati dan pikiranmu." kata Abu Nawas menjelaskan.

Dan sebelum Abu Nawas pulang, ia bertanya kepada orang itu,

"Apakah engkau sering berdoa ?"

"Ya." jawab orang itu.

"Ketahuilah bahwa doa seorang hamba tidak mesti diterima oleh Allah karena manakala Allah membuka pintu pemahaman kepada engkau ketika Dia tidak memberi engkau, maka ketiadaan pemberian itu merupakan pemberian yang sebenarnya."

oo000oo
Share:

HUMOR SUFI " SIDI ABU NAWAS DALAM CERITA PINTU AKHERAT"




Pintu Akhirat

Tidak seperti biasa, hari itu Baginda tiba-tiba ingin menyamar menjadi rakyat biasa. Beliau ingin menyaksikan kehidupan di luar istana tanpa sepengetahuan siapa pun agar lebih leluasa bergerak.

Baginda mulai keluar istana dengan pakaian yang amat sederhana layaknya seperti rakyat jelata. Di sebuah perkampungan beliau melihat beberapa orang berkumpul. Setelah Baginda mendekat, ternyata seorang ulama sedang menyampaikan kuliah tentang alam barzah. Tiba-tiba ada seorang yang datang dan bergabung di situ, la bertanya kepada ulama itu.

"Kami menyaksikan orang kafir pada suatu waktu dan mengintip kuburnya, tetapi kami tiada mendengar mereka berteriak dan tidak pula melihat penyiksaan-penyiksaan yang katanya sedang dialaminya. Maka bagaimana cara membenarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dilihat mata?" Ulama itu berpikir sejenak kemudian ia berkata,

"Untuk mengetahui yang demikian itu harus dengan panca indra yang lain. Ingatkah kamu dengan orang yang sedang tidur? Dia kadangkala bermimpi dalam tidurnya digigit ular, diganggu dan sebagainya. la juga merasa sakit dan takut ketika itu bahkan memekik dan  keringat bercucuran pada keningnya. la merasakan hal semacam itu seperti ketika tidak tidur. Sedangkan engkau yang duduk di dekatnya menyaksikan keadaannya seolah-olah tidak ada apa-apa. Padahal apa yang dilihat serta dialaminya adalah dikelilirigi ular-ular. Maka jika masalah mimpi yang remeh saja sudah tidak mampu mata lahir melihatnya, mungkinkah engkau bisa melihat apa yang terjadi di alam barzah?"

Baginda Raja terkesan dengan penjelasan ulama itu. Baginda masih ikut mendengarkan kuliah itu. Kini ulama itu melanjutkan kuliahnya tentang alam akhirat. Dikatakan bahwa di surga tersedia hal-hal yang amat disukai nafsu, termasuk benda-benda. Salah satu benda-benda itu adalah mahkota yang amat luar biasa indahnya. Tak ada yang lebih indah dari barang-barang di surga karena barang-barang itu tercipta dari cahaya. Saking ihdahnya maka satu mahkota jauh lebih bagus dari dunia dan isinya. Baginda makin terkesan. Beliau pulang kembali ke istana.

Baginda sudah tidak sabar ingin menguji kemampuan Abu Nawas. Abu Nawas dipanggil: Setelah menghadap  Bagiri
"Aku menginginkan engkau sekarang juga berangkat ke surga kemudian bawakan aku sebuah mahkota surga yang katanya tercipta dari cahaya itu. Apakah engkau sanggup Abu Nawas?"

"Sanggup Paduka yang mulia." kata Abu Nawas langsung menyanggupi tugas yang mustahil dilaksanakan itu. "Tetapi Baginda harus menyanggupi pula satu sarat yang akan hamba ajukan."

"Sebutkan syarat itu." kata Baginda Raja.

"Hamba morion Baginda menyediakan pintunya agar hamba bisa memasukinya."

"Pintu apa?" tanya Baginda belum mengerti. Pintu alam akhirat." jawab Abu Nawas.

"Apa itu?" tanya Baginda ingin tahu.

"Kiamat, wahai Paduka yang mulia. Masing-masing alam mempunyai pintu. Pintu alam dunia adalah liang peranakan ibu. Pintu alam barzah adalah kematian. Dan pintu alam akhirat adalah kiamat. Surga berada di alam akhirat. Bila Baginda masih tetap menghendaki hamba mengambilkan sebuah mahkota di surga, maka dunia harus kiamat teriebih dahulu."

Mendengar penjetasan Abu Nawas Baginda Raja terdiam.

Di sela-sela kebingungan Baginda Raja Harun Al Rasyid, Abu Nawas bertanya lagi,

"Masihkah Baginda menginginkan mahkota dari surga?" Baginda Raja tidak menjawab. Beliau diam seribu bahasa, Sejenak kemudian Abu Nawas mohon diri karena Abu Nawas sudah tahu jawabnya.

oo000oo
Share:

ANAK DIDIK MA NURUSSYAHID KERTAJATI LANTUNKAN LAGU KRITIK SOSIAL "HUKUM RIMBA"


Suganda, Rio Sempani dan Gimal Supriatna

LIRIK LAGU "HUKUM RIMBA"

Hukum adalah lembah hitam
tak mencerminkan keadilan....
pengacara juri hakim jaksa
masih ternilai dengan angka...
(uang)

hukum telah dikuasai
oleh orang orang beruang...
hukum adalah permainan
tuk menjaga kekuasaan...

maling - maling kecil dihakimi
maling - maling besar dilindungi
maling - maling kecil dihakimi
maling - maling besar dilindungi

hukum adalah komoditas
barangnya para tersangka...
ada uang kau kan dimenangkan
tak ada uang disingkirkan...

dimanakah adanya keadilan
bila masih memandang golongan...
yang kuat tselalu berkuasa...
yang lemah pasti merana...

maling - maling kecil dihakimi
maling - maling besar dilindungi
maling - maling kecil dihakimi
maling - maling besar dilindungi

maling - maling kecil dihakimi
maling - maling besar dilindungi
maling - maling kecil dihakimi
maling - maling besar dilindungi

Share:

2019/11/03

Laporan Hasil Perolehan Suara Pada Pemilihan Kepala Desa Serentak Gelombang Ke 3 (Tiga ) di 9 Desa Se-Kecamatan Kertajati BIJB Majalengka Tahun 2019

Foto Muspika Setelah Upacara Hari Sumpah Pemuda yang Ke 91 Tahun 2019 di Kecamatan Kertajati

            Pemilihan Kepala Desa Serentak Gelombang 3 Tahun 2019 di 9 (sembilan) Desa Se-Kecamatan Kertajati Majalengka telah usai diselenggarakan, tentunya kegiatan tersebut membuahkan hasil suka dan duka, suka bagi Calon Kepala Desa yang memperoleh dukungan yang menghantarkan pada kemenangan, sebaliknya duka bagi calon Kepala Desa yang belum mendapatkan dukungan masyarakat sepenuhnya, penulis menyampaikan dorongan semangat bahwa kekalahan dalan Pemilihan Kepala Desa adalah sebuah "Keberhasilan yang tertunda" serta jika dihadapi dengan hati yang lapang semua adalah "Amanah" bahwa kita bisa membangun bermitra dengan siapapun untuk membangun Desa, dan yang teramat penting menurut penulis yakinlah bahwa semuanya itu tentunya tidak terlepas dari Takdir Allah SWT.  

Dalam 6 (Enam) Poin Pesan Moral Pak Camat kepada para Calon Kepala Desa pendukung dan pemilih yaitu:
1. Semua Calon Kepala Desa agar memantapkan kembali mengikuti pilihan hanya untuk ibadah dan niat karena Allah SWT serta semata-mata untuk kepentingan untuk berbakti kepada masyarakat secara Ikhlas,
2. Semua masyarakat yang memiliki hak pilih agar menggunakan hak pilihnya dengan mendatangi TPS ( Tempat Pemungutan Suara) masing-masing
3.   Para Calon Kepala Desa harus siap kalah dan siap menang
4.  Para Calon Kepala Desa dan Pendukung agar mampu bersikap tenang dan bisa mengendalikan diri
5.  Siapapun nantinya yang terpilih menjadi Kepala Desa harus di dukung bersama karena hakekatnya sudah merupakan kehendak Allah SWT dan syareatnya karena kepercayaan masyarakat, dan
6.  Pilkades agar dapat dilaksanakan dengan aman, tertib, lancar dan kondusif serta tidak ada konflik, kerusuhan dan permusuhan serta perpecahan.     

Sering dengan telah berakhirnya kegiatan pemungutan dan penghitungan serta penetapan oleh Panitia 11 di TPS dalam Pemilihan Kepala Desa Serentak Gelombang 3 tahun 2019 di 9 (sembilan) Desa Se-Kecamatan Kertajati, maka berdasarkan informasi lewat WA dari Komunikasi dengan Pak Camat Kertajati ( Drs,H. Asep Rukanda, M.Si) dapat kami laporkan hasil Pemungutan terkati dengan Nama Desa, Nama Calon, Nomor Urut,  DPT, Suara sah, suara tidak sah, suara tidak terpakai, Hasil Pemungutan suara, serta yang masuk sebagai Kepala Desa terpilih, serta prosentasi partisifasi masyarakat dalam menyalurkan suaranya.  di bawah ini adalah Tabel yang telah di buat penulis mengacu kepada Hasil laporan dari Kecamatan Kertajati, sebagai berikut: 

1. Tabel Nama Desa DPT dan Surat Suara di 9 Desa Se-Kecamatan 

2. Tabel Nama Desa Dan Perolehan Suara Masing-Masing Calon se-Kecamatan Kertajati serta Prosentsi (%) Perolehan Suara 



1. Tabel Nama Desa, DPT, Nama Kepala Desa Terpilih, dan Prosentasi Partisifasi Masyarakat dalam menyalurkan hak suaranya 
Demikian Laporan ini di tulis untuk menjadi acuan Informasi sekarang dan 6 tahun yang akan mendatang, Penulis menyampaikan terima kasih kepada Pak Camat Drs. H. Asep Rukanda, M.Si yang selalu memberikan informasi terkait perkembangan Pemilihan Kepala Desa Gelombang 3 Tahun 2019 dari awal sampai akhir. semoga informasi ini bermanfaat.

Salam Perdamaian dari Penulis :
Yang Menang senantiasa " Bersyukur"  yang belum beruntung Senantiasa " Bersabar". 
Semuanya akan di sayang Allah SWT yang Maha Kuasa.

Share:

2019/11/01

6 (ENAM) PESAN MORAL BAPAK CAMAT KERTAJATI PADA PEMILIHAN KEPALA DESA SERENTAK GELOMBANG 3 (TIGA) TAHUN 2019 DI KECAMATAN KERTAJATI BIJB MAJALENGKA



6 (ENAM) PESAN MORAL BAPAK CAMAT KERTAJATI PADA PEMILIHAN KEPALA DESA SERENTAK GELOMBANG 3 (TIGA) TAHUN 2019 DI KECAMATAN KERTAJATI BIJB MAJALENGKA

Saat berita ini di tulis pada Pukul 20.10 WIB, kami mencoba berkomunikasi dengan pak Camat Kertajati Bapak Drs. H. Asep Rukanda, M.Si melalui WA, Beliau menyampaikan pesan singkatnya kepada Penulis terkait dengan pemilihan Kepala Desa Serentak gelombang 3 Tahun 2019 yang akan berlangsung pada tanggal 2 Nopember 2019, dari 14 Desa yang ada di Kecamatan kertajati 9 Desa diantaranya akan melangsungkan Pemilihan Calon Kepala Desa, dalam WA nya beliau menyampaikan 6 (Enam) pesan Moral dari Pak Camat kepada para Calon Kepala Desa pendukung dan pemilih yaitu:

1. Semua Calon Kepala Desa agar memantapkan kembali mengikuti pilihan hanya untuk ibadah dan niat karena Allah SWT serta semata-mata untuk kepentingan untuk berbakti kepada masyarakat secara Ikhlas,
2. Semua masyarakat yang memiliki hak pilih agar menggunakan hak pilihnya dengan mendatangi TPS ( Tempat Pemungutan Suara) masing-masing
3. Para Calon Kepala Desa harus siap kalah dan siap menang
4. Para Calon Kepala Desa dan Pendukung agar mampu bersikap tenang dan bisa mengendalikan diri
5. Siapapun nantinya yang terpilih menjadi Kepala Desa harus di dukung bersama karena hakekatnya sudah merupakan kehendak Allah SWT dan syareatnya karena kepercayaan masyarakat, dan
6. Pilkades agar dapat dilaksanakan dengan aman, tertib, lancar dan kondusif serta tidak ada konflik, kerusuhan dan permusuhan serta perpecahan.  

     Dalam Komunikasinya lewat WA Pak Camat Kertajati menyampaikan pula data terkait tentang Daftar calon Kepala Desa yang akan mengikuti Pemilihan Kepala Desa serentak Gelombang 3 (tiga) di Kecamatan Kertajati yang sudah terdaftar sampai hari rabu tanggal 9 Oktober 2019 pukul 13.24 WIB. Adapun Desa di Kecamatan Kertajati yang akan melangsukan kegiatan Pemilihan Kepala Desa Serentak 2 Nopember 2019, sebagai berikut:
Selain data Daftar calon Kepala Desa yang akan mengikuti Pemilihan Kepala Desa serentak Gelombang 3 (tiga) di Kecamatan Kertajati yang sudah terdaftar sampai hari rabu tanggal 9 Oktober 2019 pukul 13.24 WIB, juga Bapak Camat Kertajati menyampaikan pula data Pemilih tetap dari tiap-tiap desanya sebagai mana data di bawah ini:  

Semoga pemilu serentak Se-Kabupaten Majalengka dan khususnya di Kecamatan Kertajati yang akan dilaksanakan Hari sabtu tanggal 2 Nopember tahun 2019 dapat dilaksanakan dengan aman, tertib, lancar dan kondusif serta tidak ada konflik, kerusuhan dan permusuhan serta perpecahan. (Semoga)    


Share:

2019/10/31

AMALAN-AMALAN DI SEPUTAR BULAN RABIUL AWWAL YANG MESTI DIAMALKAN (SEBAGAI UNGKAPAN AKAN BUKTI CINTA KITA KEPADA BAGINDA NABI MUHAMMAD SAW)



AMALAN-AMALAN DI SEPUTAR BULAN RABIUL AWWAL

Bulan Rabi'ul Awwal adalah bulan ketiga dari bulan-bulan Hijriyah, bulan dilahirkannya makhluk yang paling dicintai oleh Allah SWT yaitu junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beliau adalah paling mulianya penduduk langit dan bumi. Beliau adalah Sayidussholihin, sayidul Insi wal jin, sayidul kaunaen, dll
Bangga dengan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW termasuk dalam kategori mengagungkan syi'ar- syaiar (tanda-tanda keagungan) agama, juga termasuk am kategori takwa, sebagaimana firman Allah SWT Dalam surat Al-Haj ayat 32:


Artinya: "Dan Barang siapa mengagungkan syi'ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu (timbul) dari ketakwaan hati"

          Diantara amalan-amalan yang dianjurkan dalam bulun Rabi'ul Awwal adalah:

1-MEMPERBANYAK /'MEMBACA SHALAWAT KEPADA BAGINDA  NABI MUHAMMAD SAW

Dianjurkan memperbanyak membaca Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW lebih dari hari-hari yang lain, karena tatkala seorang muslim yang mencintai kepada Nabi Muhammad SAW memperbanyak shalawat kepada beliau maka dia telah menunaikan perintah Allah SWT, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Ahzab)

Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi, Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Al Ahzab :56) |

Dan dikarenakan kadar kedekatan seseorang dengan Nabi Muhammad SAW pada hari kiamat  tergantung  dari banyaknya shalawat yang telah dia baca untuk beliau SAW.  Sebagaimana Hadis sebagai berikut:




Share:

2019/10/28

Monev Eksternal Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) oleh DRPM Kemenristek Dikti di Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon Tahun 2019





Foto Pada Saat Kegiatan Monev PKM oleh DRPM Kemenristek Dikti di Ruang Ruang Rapat Rektoriat Universitas Gunung Jati (UGJ) Cirebon  2019
1. Sejarah Unswagati UGJ
Universitas Swadaya Gunung Jati (UNSWAGATI) didirikan pada tanggal 16 Januari 1961  dengan tujuan membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan, khususnya pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan tinggi. Hal itu dirasakan perlu, karena pada saat itu banyak lulusan Sekolah Menengah Atas Cirebon yang pergi ke kota-kota besar seperti JakartaBandung, dan Yogyakarta untuk dapat mengikuti pendidikan tinggi. Tentu, dalam pelaksanaannya menyedot biaya besar.
Prakarsa masyarakat untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi mendapat respons positif dari kalangan institusi resmi pemerintah, baik sipil maupun militer serta masyarakat pendidik yang ada di Cirebon. Maka didirikanlah Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati dengan Akta Notaris Mr. Djoko Mardedjo nomor 29 tanggal 16 Januari 1961.
Universitas Swadaya Gunung Jati (UNSWAGATI) sebagai lembaga pendidikan tinggi pada awal- awal tahun pendiriannya belum mempunyai ruang kuliah yang tetap. Tahun 1967 Unswagati memperoleh kampus tetap, yaitu bekas SMA Garuda (sekarang SMA Negeri 2 Cirebon), sebuah sekolah yang berada di bawah naungan BAPERKI yang diambil alih oleh pemerintah karena terlibat G. 30 S. PKI.
Pada saat baru berdiri Unswagati hanya mempunyai dua fakultas, yaitu Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi, yang jumlah mahasiswanya ketika itu banyaknya lebih kurang 300 mahasiswa. Kemudian pada tahun 1979 IKIP PGRI Ciwaringin Cirebon bergabung dalam lingkungan Unswagati menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pada tahun1983 didirikan tiga fakultas baru, yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Teknik. Pada tahun 2001 Unswagati membuka dua program pascasarjana (S2), yaitu Magister Ilmu Administrasi, dan Magister Ilmu Pertanian.
Pada tahun 2004 Unswagati mendapat izin untuk penyelenggaraan Program Studi Ilmu Komunikasi jenjeng sarjana (S1) dan pada tahun 2005 Unswagati mendapat izin untuk menyelenggarakan program pascasarjana (S2) Program Studi Ilmu Hukum dengan konsentrasi Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Pada Tahun 2008 Unswagati resmi mendirikan Fakultas Kedokteran.
Di bawah Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati, UNSWAGATI terus mengalami perkembangan yang cukup berarti. Sampai dengan wisuda periode April tahun akademik 2007/2008, UNSWAGATI telah meluluskan 2.794 Program Diploma III/Sarjana Muda, dan 10.400 sarjana dari 12 (dua belas) program studi sarjana (S1) dan 3 (tiga) program Pascasarjana yang ada di lingkungan Unswagati, yaitu Fakultas Hukum: Program Studi Ilmu Hukum. Fakultas Ekonomi: Program Studi Manajemen, Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan dan, Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, dan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Program Studi Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi. Fakultas Pertanian: Program Studi Agroteknologi dan Agribisnis. Fakultas Teknik: Program Studi Teknik Sipil. Untuk Program Pascasarjana sampai dengan wisuda periode April Tahun Akademik 2007/2008 telah meluluskan 159 Magister yaitu Program Studi Ilmu Tanaman dengan Konsentrasi Teknologi Pascapanen Hasil Pertanian, Program Studi Ilmu Administrasi dengan Konsentrasi Administrasi Publik dan Program Studi Ilmu Hukum dengan Konsentrasi Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah. Dengan demikian jumlah lulusan/alumni yang telah dihasilkan Unswagati sampai dengan wisuda periode April tahun akademik 2007/2008 sebanyak 13.325 orang.
Sampai dengan tahun akademik 2007/2008, telah banyak kemajuan yang telah dicapai baik dalam sarana dan prasarana fisik, maupun non-fisik guna menunjang aplikasi tridarma perguruan tinggi. Namun, tidak dimungkiri masih tidak sedikit permasalahan yang belum dituntaskan atau belum disempurnakan pelaksanaannya. Oleh karena UNSWAGATI membuka peluang segenap elemen masyarakat wilayah Cirebon untuk terus dapat berperan aktif memberikan masukan dalam rangka membangun UNSWAGATI menjadi kebanggaan masyarakat dalam menciptakan kader-kader bangsa unggulan pada masa depan.
Hingga tahun 2014 Unswagati telah memiliki gedung baru yang berada di Kampus Utama Unswagati dengan 10 kelas, dan gedung Tunas Gunung Jati atau Kampus IV Unswagati (di belakang Kampus II Unswagati) yang memiliki tiga lantai untuk 6 kelas untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan..


Sekilas                                        
Pada awalnya perguruan tinggi ini berpindah-pindah kampus di ruang-ruang kantor milik Korem 063/SGJ. Baru tahun 1967 universitas yang dikenal dengan sebutan Unswagati menempati bekas gedung SMA Garuda milik Baperki. Mula-mula Unswagati hanya mempunyai Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi. Lalu pada tahun 1979, IKIP PGRI Ciwaringin Cirebon bergabung menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Tahun 1983 dibuka pula tiga fakultas yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian.

Sumber dari: 
https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Swadaya_Gunung_Jati
Share:

2019/10/26

KH. MAMAN IMANUL HAQ DAN MA NURUSSYAHID KERTAJATI DALAM MUNAJAT RAJAB 2...



Bersama Abah Tercinta: 
Kiai Dimiyati Rais 

Oleh KH. Maman Imanul Haq
Anggota DPR RI, Pengasuh PP. Al-Mizan Jatiwangi

Sabtu 11 November 2017 adalah hari penuh berkah. 

Setelah ziarah di Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, Raden Fattah dan Kiai Sholeh Darat,  pukul 19. 05 bersilaturahmi di Kaliwungu Kendal.

Kami bahagia bertemu sosok yang dalam beberapa kesempatan, Gus Dur menyebutnya, “ Kang Maman. Ada dua orang yg sering membuat saya rindu untuk bertemu: Kiai Dimiyati Rais dan Kiai Abdurrahman Chudhori”.

Di teras depan rumah Abah Dim, demikian kami memanggilnya, Saya menyaksikan para santri dan masyarakat berseliweran. 

Inilah salah satu kekhasan “Kiai Pesantren”: yaitu hadir di tengah masyarakat dan santri yang mencintainya.

Setelah Putera Abah Dim, Gus Alamuddin, Sahabat sesama di DPR RI, meminta saya masuk ke rumah, saya langsung mencium tangan Guru Mulia ini. Kulekatkan tatapan ke wajah Abah yang bercahaya. 

“ Abah, saya haturkan silaturahmi. Mohon doa tuk saya, istri, anak cucu dan para Santri. Saya juga mohon amalan  agar istiqomah”, saya mencoba memecah kesunyian. Karena agak lama Abah hanya tersenyum tanpa berkata apapun.

Alih-alih menjawab, Abah terlihat memberi isyarat pada santrinya untuk mengganti
aqua gelas dengan minuman botol. 

Setelah datang aqua botol Abah menyuruh menyiapkan gelas. Dan dengan tangannya sendiri, dua kaleng kueh dibukakan tuk dihidangkan pada kami.

Subhanallah. Memuliakan tamu (Ikrom adh-dhuyuf) memang menjadi akhlak mulia para Guru Pesantren. 

Tapi hati saya mulai gelisah. 

Dalam pikiranku berkecamuk mungkin karena dosaku Abah Dim tidak mau menjawab permohonanku. Atau karena nafsu dunyawiku, Abah cukup memberiku air minum dan kueh. Bukan nasehat dan doa.

Astagfirullah al-adzim min kulli dzambin adzim. Ya Allah.

Sedikit memaksa, saya bilang, 

“ Abah, mohon doanya, kami mendirikan pesantren Al-Mizan tahun 1999. Tantangannya banyak. Dari yang menuduh kami ahli bid’ah hingga masyarakat yg masih “ngagem” ilmu Siliwangi”.

Abah langsung menatapku tajam. 

Beliau menjawab, “ kenapa dengan Siliwangi?. Sebelum Wali Songo, penyebaran Islam telah berlangsung. Kian Santang dan Larasati dididik Syeikh Qurra. Dan melahirkan Syeikh Syarif Hidayatullah. Bahkan Patih Gajah Mada pun masuk Islam. Wali Songo mengorganisir Dakwah Islam hingga lebih meluas dan syiarnya menyentuh khalayak ramai. Pengenalan, penyebaran dan penguatan jadi pola dakwah saat itu”. 

Abah Dim meneruskan pembicaraan.

“ Sekarang banyak pesantren berdiri dan santrinya banyak. Lebih banyak secara kuantitas. Tapi Kiai yang alim dan alamah sangat sedikit”, Mbah Dim menarik nafas dalam. Berat.

Dulu Perjuangan Para Wali diteruskan para Ulama yang alim alamah. Yang mendakwahkan Islam dengan dasar keilmuan dan akhlak yang bisa menjawab persoalan di tengah kehidupan masyarakat.

Ada satu generasi emas yang berhasil menguatkan kehidupan yang Islami. 

Yaitu masa  Kiai Sholeh Darat, Kiai Sholeh Tuban, Kiai Sholeh Gresik, Kiai Anwar Batang, Kiai Abdul Karim Kaliwungu, kiai Cholil Bangkalan, Kiai Nawawi Banten dll,  yang disamping penguasaan keilmuannya luas, mereka sering bertemu berkomunikasi untuk mencari solusi persoalan masyarakat. 

Mereka adalah para Guru Besar yang melahirkan sosok-sosok besar seperti Hadratus Syaikh Kiai Hasyim Asyari,  Soekarno, Kartini dll. 

Pertemuan Alas Roban

Ada hal menarik, seperti saat pertemuan di Alas Roban, di tempat Kyai Anwar. 

“ Dulu kyai-kyai bertemu di Hutan. Sekarang di Hotel”, sindir Mbah Dim

Kyai Cholil Bangkalan melakukan silaturahmi dari Madura ke arah barat sedangkan kyai Nawawi Banten sedang melakukan silaturahmi ke arah timur, maka keduanya bertemu di Alas Roban.

Dari pagi hingga pukul 15.15 Mereka berdiskusi. Tiba-tiba Kiai Nawawi berdiri dan keluar sambil memberi isyarat kepada Kiai Cholil Bangkalan untuk mengikutinya.

“ Pegang tangan saya, kita sholat di Masjidil Haram”,  kata Kiai Nawawi Banten. Dan seketika keduanya telah ada di Mekah.

Perbedaan waktu 4 jam yang memungkinkan keduanya datang pukul 11.15 dan sempat nunggu dhuhur berjamaah. 

“ Kita masih ada waktu untuk itikaf dan baca Quran sambil nunggu waktu Dhuhur. Setelah berjamaah kita langsung Jama’ dg Asar. Kita harus kembali ke Alas Roban”, jelas tokoh ulama Jawa di Mekah ini.

Kedua ulama besar itu dianugerahi karomah karena ilmu dan keistiqomahannya.

Di Pemakaman Ma’la di Mekah ada 3 makam yang masih utuh jasad isi makam tersebut saat ada pembenahan komplek pemakaman. Yaitu makam Syeikh Mahfudz At-tirmisy, Syeikh Nawawi dan satunya Ulama dari Sumatara.

“Nah, sanad keilmuan ulama kita itu terjamin. Seperti Hadits yang diajarkan Kiai
Hasyim di Tebuireng itu dari Syeikh Mahfudz”, tegas Abah Dim.

Di samping hubungan keilmuan yang erat dan pertemuan yang intensif, para Ulama kita dipererat oleh hubungan yang bersifat personal dan juga hal lain seperti pernikahan. 

(Saya ingat kisah-kisah unik tentang Kiai, pesantren dan sanad keilmuan dari Almarhum Abah tercinta: kiai Amin Gedongan)

“ Kiai Nawawi Banten itu sebelum kembali ke Mekah lagi pernah mukim sebentar di Banten. Menikah. Nah mantan istrinya ada yang dinikahi oleh Kiai Asnawi Kudus”,  tambah Abah.

Kiai Sholeh Darat

Abah Dim punya cerita menarik tentang Kiai Sholeh Darat Semarang. Saat diminta kartini menerjemahkan Quran ke dalam bahasa Jawa Biasa , Kiai Sholeh menolak. Cukup dengan Jawa Pegon agar Belanda tidak mengerti. 

Kiai Sholeh punya mantu Kiai Idris Jamsaren Solo. Kiai Idris punya anak Abu Amar. Orang-orang itu Alim Alamah. Putera Abu Amar Yaitu Ali Darakah, orang Muhamadiyah.

(Saya kurang bisa menangkap nama-nama yang disebut Abah. Mohon koreksi bila saya salah. Yang saya tangkap Kyai Sholeh Darat agak terlupakan karena salah satu cucunya Muhamadiyah yang tidak suka ziarah dan ga boleh ada Haol)

Abah Dim kembali lama terdiam . Saya sempat mau memohon kembali soal amalan agar istiqomah, tapi tiba-tiba Beliau meneruskan cerita alas robban, “

Nah, Kang Maman. Kiai-kiai yang kumpul di Alas Roban itu iatiqomah membaca ‘assabiyyat, tujuh ayat utama ‘, saat menunggu Kiai Cholil dan Kiai Nawawi Mereka terus membaca ayat-ayat itu. Padahal Belanda mengepung hutan tersebut. Saat itu yang dibaca Al-Ikhlas. Jadi yang terdengar Belanda adalah Huu...huuu...huuu”.

Pukul 20. 30 Kami pamit karena harus mengisi pengajian di Pondok Tahfidul Quran yang dipimpin Kiai Ali Shodiqun al Hafidz, yang disebut Gus Alam sebagai Kiai Ali Suwuk. 

Alhamdulillah, Saya kembali bertemu dengan Abah Dim, Nyai dan Para Puteranya. Hadir juga Keluarga Kiai Adib Hasan Noor. Inilah kekhsaan lain Kiai Pesantren. Saling berkunjung dan menguatkan pesantren-pesantren baru yg dirintis Kiai-kiai Muda.

Usai doa, di hadapan Kiai-Kiai muda, Abah kembali mengingat bahwa, “ hari ini pesantren lebih banyak dari masa lalu. Tapi Ulama yang Alim dan Alamah sangat sedikit”. 

Pukul 12. 45 Abah Cerita Kiai Abul Fadhol bin Abdul Syakur, berasal dari Senori Tuban (Jawa Timur).  

“ Kiai Fadhol itu alamah. Tapi sangat tawadhu’, sederhana dalam penampilan, dan rendah hati. Saat takziah di pemakaman Kiai Zubaer, tidak satupun yang mengenal Kiai Fadhol yang berpakain sederhana dan kopiah yang sudah agak menguning. Baru setelah Kiai Maemun cium tangan dan menyambut hangat, orang-orang baru tau ini toch Ulama Besar dari Senori itu”.

Subhanallah.

Terima Kasih Abah Dim. Kami santri Abah mendapat Kisah-kisah penuh berkah dari Abah. Semoga tetap sehat dan sabar membimbing kami agar istiqomah memperjuangkan Islam Ahlussunah Wal Jamaah ala NU. 

Al-Fatihah.

#CaritaKangMaman
Share:

NASEHAT MBAH MOEN BUAT KITA SEMUA

Translate

KUMPULAN KITAB TERJEMAHAN


Foto Kepala MA Nurussyahid Kertajati dengan Gus Sauqi Putra Abah KH. Ma'ruf Amin (Wakil Presiden RI)

KEPALA MA BERSAMA PARA PURNAWIRAWAN TNI PADA ACARA MUNAJAT RAJAB

SANTRI MA NURUSSYAHID KERTAJATI PADA ACARA MUNAJAT RAJAB 1440 H

KUNJUNGAN SULTAN SEPUH KE YAYASAN